Kelas Digital MisterArie adalah website belajar online terbaik dan terpercaya dalam menyediakan bagi kalian referensi, pengayaan dan bimbingan belajar.
Peribahasa bersumber dari pengalaman. Manusia belajar dari kesalahan, kepedihan, atau penderitaan lalu menyimpulkan hukum atau hikmah. Kesimpulan tersebut dituangkan dalam bentuk peribahasa.
Peribahasa begitu penting sebagai pedoman hidup manusia, oleh karena itu ia terdapat di mana-mana, pada masyarakat dan kebudayaan mana pun, termasuk Indonesia. Peribahasa yang bersumber dari kebudayaan Indonesia disebut peribahasa Indonesia.
Pada post kali ini, MisterArie telah memilih dua ratus dua puluh lima peribahasa yang dikelompokkan ke dalam enam kategori.
1. Ada sampan hendak berenang
itulah orang yang menyusahkan diri sendiri saja. Ada kemudahan, dia malah mencari kesusahan
2. Apa gunanya kemenyan setungku kalau tidak dibakar
apa gunanya banyak ilmu kalau tidak digunakan?
3. Ilmu padi, makin berisi makin merunduk
belajar dari padi, orang berilmu seharusnya merendahkan dirinya, tidak sombong dan banyak bicara
4. Habis gelap, terbitlah terang
sesudah kesulitan akan muncul kemudahan, sesudah cobaan, akan datang kejayaan
5. Belakang parang jika diasah niscaya akan tajam
sebodoh-bodohnya orang, jika belajar dan berusaha, pasti akan pandai juga
6. Besar kapal, besar gelombang
makin tinggi status dan derajat seseorang, makin besar pula ujiannya
7. Bumi tak selebar daun kelor
dunia ini tidak sempit, kerjaan banyak, jodoh banyak , rejeki tak sedikit
8. Jika takut dilanggar batang, jangan duduk di kepala pulau
jika takut akan resiko, jangan kerjakan pekerjaan yang berbahaya
9. Jika tak ada rotan, akar pun jadi
jika tak ada alat yang biasa digunakan, alat lainnya pun bisa dimanfaatkan
10. Laba sama dibagi, rugi sama diterjuni
Untung rugi, ditanggung bersama-sama
11. Kecil bernama, besar bergelar
Ketika kecil kita dipanggil nama kita, setelah besar, banyak pengalaman dan jasa, kita dipanggil dengan gelar kita
12. Malu bertanya, sesat di jalan
Berani bertanya agar tidak salah
13. Makan bubur panas-panas
Terlalu berharap memperoleh rejeki, lalu bertindak gegabah, dan akhirnya kecewa
14. Menuangkan air ke laut
Memberikan bantuan kepada orang yang tidak membutuhkan; memberikan sedekah kepada orang kaya
15. Duduk meraut ranjau, tegak meninjau jarak
Bekerja dengan tekun, tak membuang waktu dengan percuma
16. Bukan salah bunda mengandung
kalau ditimpa kemalangan dalam hidup, jangan salahkan orang tua
17. Masuk kuping kanan, keluar kuping kiri
Tidak mendengarkan dengan baik, tidak memperhatikan
18. Nasi sudah menjadi bubur
Sesuatu yang sudah terlanjur terjadi tidak dapat diperbaiki lagi
19. Napas tak sampai ke hidung
Itulah orang yang begitu sibuk, sampai tak sempat beristirahat
20. Orang yang bertanam nyiur, terkadang tiada makan buahnya
Itulah orang yang tidak dapat menikmati kekayaannya
21. Orang muda, selendang dunia
Itulah orang muda yang menjadi harapan bangsa
22. Zaman beralih, musim berganti
Segala sesuatu hendaknya harus disesuaikan dengan zaman
23. Pikir itu pelita hati
Kalau kita gunakan akal pikiran, maka masalah yang menyusahkan dapat terselesaikan
24. Pisang tak berbuah dua kali
Kesempatan emas atau keberuntungan yang datang kepada kita itu biasanya hanya datang sekali
25. Rajin pangkal pandai
Orang yang rajin belajar, kemauan keras, tercapailah cita-citanya
26. Sambil menyelam minum air
Itulah orang yang melakukan beberapa pekerjaan dalam satu waktu (multi-tasking)
27. Sepandai-pandai tupai melompat, pasti akan jatuh juga
Tak ada orang yang sempurnya, sekali-kali orang pintarpun akan salah juga
28. Sebelum ajal, berpantang mati
Itulah ucapan orang yang percaya penuh bahwa mati itu Allahlah yang menentukan waktunya
29. Akal tak sekali datang, runding tak sekali tiba
Setiap usaha tidak ada yang langsung berhasil, pasti akan melalui banyak rintangan
30. Ampang sampai ke seberang, dinding sampai ke langit
Mengerjakan sesuatu harus sampai tuntas dan sukses, jangan tanggung-tanggung
31. Bermain air basah, bermain api letup
Setiap usaha pasti ada susahnya
32. Waktu adalah uang
Jangan membuang-buang waktu secara percuma
33. Hari pagi dibuang-buang, hari petang dikejar-kejar
Mengejar-ngejar kesempatan yang pernah disia-siakan
34. Mengairi sawah orang
Memberikan keuntungan kepada orang lain
35. Tempalah besi selagi panas
Gunakanlah waktu sebaik-baiknya, manfaatkan waktu senggangmu sebelum datang waktu sempitmu
36. Ada nyawa, ada rejeki
Itulah nasihat bahwa kita tidak boleh putus asa dalam hidup. Rejeki di tangan Allah
37. Ada rotan, ada duri
Itulah perumpamaan, bahwa dalam kesenangan pasti juga tersimpan kemalangan
38. Air pun ada pasang surutnya
Suka duka pasti silih berganti
39. Tak tentu hilir mudiknya
Itulah keadaan orang yang bekerja tanpa tujuan yang pasti
40. Tak ada harimau yang memakan anaknya,
Tak ada orang tua yang menyelakakan anaknya sendiri
41. Padi masak, jagung mengupih
Itulah keuntungan yang berlipat ganda
42. Patah batu hatinya
Itulah orang yang tidak mempunyai kemauan sama sekali
43. Panas tak sampai petang
Kebahagiaan itu tak selamanya datang
44. Mati berkafan cindai
Mati dengan terhormat
45. Emas berpeti, kerbau berkandang
Punya harta harus ditaruh di tempat yang aman
46. Bergantung pada akar lapuk
Bergantung pada orang yang tak mampu
47. Belum beranak sudah ditimang
Sudah bersenang-senang, padahal maksudnya belum tercapai
48. Adat teluk timbunan kapal, adat gunung timbunan kabut
Kalau minta tolong uang kepada yang berharta, kalau bertanya ilmu kepada ahli ilmu
49. Ada sama dimakan, tidak ada sama ditahan
Susah ditanggung bersama, bahagia juga dinikmati bersama
50. Besar pasak daripada tiang
Lebih besar pengeluaran daripada pendapatan
51. Kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan
Cinta ibu kepada anak sangat besar
52. Jauh mencari suku, dekat mencari induk
Jangan berpisah dari keluarga, kelompok, dsb. Di tempat sendiri, hiduplah dekat dengan keluarga, di tempat orang, carilah orang-orang terdekat yang kita kenal
53. Laut ditembak, darat kena
Apa yang diperoleh tidak sesuai dengan apa yang diharapkan
54. Laut ditimba akan kering
Seberapa banyakpun kekayaan, kalau tidak dihemat dan dijaga, pasti akan habis begitu saja
55. Meletakkan api di bubungan
Sengaja mencari bahaya
56. Nasi matang, periuk pecah
Itulah masalah lain yang muncul sesudah masalah pertama baru saja selesai
57. Tak ada gading yang tak retak
Tak ada orang yang sempurna. Semua orang pasti ada cacatnya
58. Orang makan nangka, awak kena getahnya
Orang lain yang berbuat salah, mengapa saya yang harus menanggung akibatnya?
59. Kasih tak sampai, dendam tak sudah
Masih belum puas dengan apa yang sudah didapat
60. Bagai kecubung berulam ganja
Keadaannya sudah buruk, malah diperburuk lagi
61. Lupa ketinggalan, terlelap kemalingan
Barangsiapa tak berhati-hati, maka akan mendapatkan celaka
62. Mutiara sebutir lebih berharga daripada pasir sepantai
Orang baik meski tak berharta lebih bernilai daripada orang jahat meskipun banyak uangnya
63. Rejeki tikus tak akan didapat oleh ular
Tiap anak manusia memiliki rejekinya masing-masing
64. Langit diukir, anak istri kelaparan
Kerja sibuk, tapi hasil kerja tak ada
65. Adat diisi, janji dilabuh
Kita harus menjalankan adat istiadat dan menaati perjanjian yang telah kita buat
66. Asing lubuk asing ikannya
Setiap daerah punya adat istiadat masing-masing
67. Air yang dingin juga dapat memadamkan api
Kata-kata yang lembut dapat melunakkan hati orang yang sedang marah
68. Bersuluh menjemput api
Bertanya tentang sesuatu yang sudah diketahui
69. Anjing menyalak di ekor gajah
Melawan orang bodoh tak ada gunanya
70. Adat rimba, siapa berani ditaati
Pemimpin itu harus tegas
71. Anak panah yang sudah terlepas dari busurnya tak dapat dikembalikan lagi
Kata-kata yang sudah diucapkan tak dapat ditarik kembali
72. Anak di pangku dilepaskan, beruk di rimba disusukan
Urusan orang lain diperhatikan, tapi urusan keluarga sendiri ditelantarkan
73. Anak dipangku, kemenakan dibimbing, orang kampung dipertegangkan
Bersikap seadil mungkin, sehingga tak ada yang dirugikan, selalu berhubungan baik dengan semua orang
74. Adat berkawan zaman berzaman
Kalau berkawan hendaknya untuk selama-lamanya
75. Datang tak dijemput, pulang tak diantar
Diperlakukan tidak sebagaimana mestinya
76. Cacing hendak menelan naga
Orang lemah hendak melawan orang kuat
77. Bunga dipetik, perdu ditendang
Hanya mau mengambil keuntungan
78. Bumi mana yang tak kena hujan
Orang mana yang tak pernah berbuat salah?
79. Dibakar tak hangus, direndam tak basah
Sangat berkuasa, sangat kuat dan tak terkalahkan
80. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung
Di mana kita tinggal, kita ikuti adat istiadat yang berlaku
81. Di laut jadi buaya, di darat jadi harimau
Di manapun ia berada, selalu membahayakan orang lain
82. Bunga yang harum itu ada juga durinya
Tak ada orang yang sempurna
83. Buruk muka cermin dibelah
Kita yang salah, orang lain yang disalahkan, kita harus tanggung jawab
84. Bercermin di air keruh
Mencontoh perbuatan yang tak baik
85. Satu biduk, dua nahkoda
Pekerjaan yang tak lancar karena ada dua pemimpin yang berbeda kehendak
86. Harimau ditakuti karena giginya
Penguasa ditakuti karena kekuasaannya. Kalau itu tanggal, tak ada lagi yang takut
87. Lidah tak bertulang
Mudah membicarakan kesalahan orang lain
88. Karam berdua, basah seorang
Dua orang yang salah, tapi hanya satu yang dihukum
89. Intan disangka batu kerikil
Tak dapat menghargai jerih payah orang lain
90. Jauh di mata, jauh di hati
Ketika dekat mencinta, sesudah jauh melupakan
91. Jinak-jinak merpati
Kelihatannya mudah didapatkan, kelihatannya juga ramah, tetapi ternyata tidak
92. Karena hujan sehari, lupa panas setahun
Karena sekali kesalahan, lupa semua kebaikan yang pernah dilakukan
93. Jangan menjadi keledai yang berkulit singa
Jangan merasa paling hebat padahal tak bisa apa-apa
94. Bagai kacang lupa akan kulitnya
Itulah orang yang lupa akan asal-usulnya
95. Kalau pandai mencecang akar, mati lalu ke puncaknya
Kalau kita bisa menguasai pemimpinnya, maka anak buahnya tak akan berdaya lagi
96. Memancing di air keruh
Mengambil keuntungan dari perselisihan orang lain
97. Menjilat air ludah sendiri
Tak tahu malu, menarik kata-kata yang sudah diucapkan, melanggar janji yang sudah dimaklumkan
98. Memancing dalam belanga
Mengambil keuntungan dari keluarga sendiri
99. Menebas buluh serumpun
Membuat malu nama keluarga sendiri
100. Meludah ke langit, muka sendiri yang kena
Melawan orang yang berkuasa, akhirnya diri sendiri yang celaka
101. Mulutmu, harimaumu
Harga diri dan keselamatanmu tergantung manis pahitnya perkataanmu
102. Maling teriak maling
Orang yang menceritakan kejahatan orang lain untuk menutupi kejahatannya
103. Tegak sama tinggi, duduk sama rendah
Itulah orang-orang yang sama derajat dan kedudukannya
104. Tangan memetik, bahu memikul
Orang yang berbuat harus bertanggung-jawab
105. Tong kosong nyaring bunyinya
Orang yang banyak bicara biasanya tiada berilmu
106. Tak kenal, maka tak sayang
Jika tak mengetahui seluk beluk sesuatu, maka kita tak akan menghargainya
107. Seperti anjing dan kucing
Itulah dua orang yang tidak pernah akur, selalu bertengkar
108. Seekor kerbau berkubang, sekandang kena lumpurnya
Satu anggota keluarga berbuat hina, satu keluarga besar yang ikut terkena malunya
109. Seperti katak dalam tempurung
Sangat sedikit wawasan dan pengetahuannya
110. Serigala berbulu domba
Kelihatannya orang polos dan baik, pada kenyataannya orang jahat
111. Seperti kerbau dicocok hidung
Selalu menuruti perintah orang lain
112. Olok-olok jadi tingkarah
Pertama-tama bercanda, lama-lama bisa bertengkar
113 Mulutnya seperti pantat ayam
Itulah orang yang tak pernah berhenti berbicara, ada saja yang dibicarakan
114 Mulut manis mematahkan tulang
Perkataan yang baik dapat meluluhkan hati orang yang keras
115. Mencabik mudah, menjahit susah
Membuat pertengkaran sangat mudah, menciptakan perdamaian, itulah yang susah
116. Menggunting dalam lipatan
Mencelakakan teman sendiri
117. Menggenggam tiada tiris
Sangat hemat
118. Menjerat lidah orang
Menyela pembicaraan orang lain
119. Mengepit kepala harimau
Menakut-nakuti orang lain
120. Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi
Sederajat, tidak membeda-bedakan yang kaya dan yang miskin.
121. Habis manis sepah dibuang
Waktu berguna ditimang-timang, ketika sudah tak berguna dibuang ke tempat sampah
122. Enggan berdayung, hanyut serantau
Pemimpin malas, maka bawahan dan pengikutnya semuanya yang akan celaka
123. Diberi berkuku hendak mencekam
Dikasih kekuasaan sedikit malah berbuat sewenang-wenang
124. Panas setahun dihapus hujan sehari
Gara-gara kesalahan satu kali, lupa pada kebaikan berkali-kali.
125. Pagar makan tanaman
Itulah orang kepercayaan yang mengkhianati kepercayaan yang sudah kita berikan
126. Memasang pelita di tengah hari
Menerangkan hal yang sudah jelas
127. Tangan kanan jangan percaya pada tangan kiri
Waspadalah pada siapapun, meskipun terhadap teman sendiri
128. Yang tua dimuliakan, yang muda disayangi
Pandai-pandailah menghormati dan menghargai orang lain
129. Tempat makan jangan diberaki
kebaikan orang lain, janganlah kau balas dengan kejahatan
130. Usul menunjukkan asal
Perkataan seseorang itu menunjukkan wataknya sendiri
131. Ada bunga, ada lebah/ Ada gula, ada semut
Kalau ada keuntungan/ kenikmatan, pasti orang-orang akan datang
132. Angin tak dapat ditangkap, asap tak dapat digenggam
Rahasia yang disembunyikan serapat apapun suatu saat akan terkuak juga
133. Adakah kayu di rimba sama tinggi?
Di dunia ini ada yang kuat dan ada yang lemah, itu tak bisa diubah
134. Ada air, ada ikan
Di mana kita tinggal, di situ ada rejeki
135. Rusak badan karena penyakit, rusak bangsa karena perilaku
Kelakuan bejat dapat menjatuhkan martabat bangsa dan menghapus moral anak-anak muda
136. Orang kaya tempat meminta, orang pandai tempat bertanya
Kelebihan kita memberikan tanggung jawab kepada kita
137. Darah lebih kental daripada air
Ikatan keluarga lebih kuat dari apapun
138. Gajah mati karena gadingnya
Orang kaya mati karena hartanya, ahli ilmu juga mati karena ilmunya, pejabat tinggi mati karena statusnya
139. Bagai kambing dihalau ke air
Kecewa karena harus mengerjakan pekerjaan yang tak disukai
140. Bagai pinang dibelah dua
Kecewa karena memiliki banyak kesamaanena harus mengerjakan pekerjaan yang tak disukai
141. Bagai terpijak bara hangat
Sangat gelisah, tak dapat tenang
142. Bagai duri dalam daging
Sangat mengganggu pikiran, meresahkan hati
143. Laksana kepiting batu
Kikir
144. Air sudah keruh dari hilirnya
Masalah yang sudah tidak baik dari awalnya
145. Angin berputar, ombak bersabung
Menghadapi masalah yang sulit, menghadapi persoalan yang sangat berat
146. Bagai bumi dan langit
Menghadapi masalah yang sulit, menghadapi persoalan yang sangat berat
147. Bagai bulan disaput awan
Raut wajahnya suram lantaran bersedih
148. Bau busuk tak berbangkai
Fitnah yang tidak benar
149. Belukar sudah menjadi rimba
Masalah sudah menjadi besar, tak dapat diselesaikan lagi
150. Bunga layu, kumbang berlalu
Karena sudah tak dapat digunakan lagi maka ditinggalkan
151. Bergantung di ujung kuku
Sedang dalam kesulitan
152. Bersukat darah, bertimbang daging
Berperang mati-matian
153. Dalam laut bisa diduga, dalam hati siapa yang tau
Isi hati seseorang itu sulit untuk diperkirakan, susah ditebak
154. Diam seribu bahasa
Tak berkata sepatah kata pun
155. Dari jung turun ke sampan
Turun derajat dan wibawanya
156. Dapat durian runtuh
Mendapatkan keuntungan tanpa bersusah payah
157. Dimandikan dengan air segantang
Diberikan pertolongan yang tak mencukupi
158. Dipanggang tiada hangus
Beberapa kali menempuh bahaya tetapi Alhamdulillah selamat
159. Hidup dari tangan ke mulut
Hidupnya pas-pasan
160. Hidup di ujung gurun orang
Hidup sengsara mengharapkan bantuan orang lain
161. Gigit jari
Tidak mendapatkan apa-apa
162. Menjadi ujung jari sambungan lidah
Menjadi perantara untuk menyampaikan maksud kita
163. Bagai jelatang di hulu air
Menyusahkan saja
164. Jiwanya bergantung di ujung rambut
Gelisah dirinya karena tak menentu nasibnya
165. Habis tahun, berbilang tahun
Lama sekali
166. Ke gunung tak dapat angin
Hampir mendapat untung, tetapi gagal
167. Kini gatal, besok digaruk
Inilah pertolongan yang terlambat datangnya
168. Walau sungai mengalir ke laut, laut tiada kan bertambah
Pemberian orang miskin tidak akan menjadikan orang kaya lebih kaya
169. Bagaikan telur diujung tanduk
Itulah keadaan yang amat berbahaya
170. Seperti cacing kepanasan
Itulah orang yang gelisah dan tidak tenang
171. Setali tiga uang
Sama saja
172. Sudah jatuh, tertimpa tangga
Sudah dapat musibah, ditimpa lagi dengan musibah yang lain
173. Seperti api dalam sekam
Ada permusuhan sengit yang disembunyikan dan tidak ditampakkan, dan suatu saat akan meledak menjadi pertengkaran besar
174. Seperti orang buta kehilangan tongkat
Orang yang kebingungan
175. Tak akan lari gunung dikejar
Katakanlah ini kepada orang yang tergesa-gesa
176. Tabir sudah tergantung, tikar sudah terbentang
Segala sesuatunya sudah dipersiapkan
177. Terapung tak hanyut, terendam tak basah
Inilah masalah besar yang belum ada jalan keluarnya.
178. Tak usah itik diajari berenang
Tak usah mengajari sesuatu kepada seseorang yang sudah mengerti
179. Umur setahun jagung, darah setampuk pinang
Itulah orang yang masih belia dan belum berpengalaman
180. Ular bukan, ikan pun bukan
Itulah seseorang yang masih misterius
181. Zaman kuda gigit besi
Itulah perumpamaan zaman dahulu, zaman kuno
182. Mati kutu
Tidak dapat berbuat apa-apa
183. Nasi dimakan rasa sekam, air diminum rasa duri
Itulah perasaan yang mengganggu pada orang yang sedang berduka cita
184. Kurang pengunjuk, kurang penganjar
Orang yang tak tahu etika
185. Kena pedang bermata dua
Sangat sakit hati
186. Ibarat asam dan garam
Cocok, seia sekata
187. Laku, seperti pisang goreng
Sangat laku
188. Arang sudah menjadi Abu
Sudah rusak sama sekali
189. Api padam, puntung berasap
Perkara yang sudah selesai tapi muncul lagi karena belum tuntas sampai ke akarnya.
190. Layang-layang putus talinya
Sudah tidak ada harapan lagi. Putus asa
191. Lempar batu sembunyi tangan
Pura-pura tak salah, padahal dialah yang berbuat salah
192. Mahal dibeli, sukar dicari
Sangat jarang dan langka
193. Memegang besi panas
Melakukan sesuatu dengan cemas
194. Ombaknya kedengaran, pasirnya tidak kelihatan
Itulah kabar burung yang tersebar luas tapi buktinya belum ditemukan
195. Pucuk dicinta ulam tiba
Itulah orang yang mendapatkan sesuatu melebihi apa yang dia harapkan
196. Rejeki murah
Rejekinya dimudahkan oleh Allah
197. Ada udang di balik batu
Ada maksud yang tersembunyi
198. Angguk bukan, geleng iya
Orang yang lain maksudnya dengan yang diucapkan
199. Angkuh terbawa, tampan tertinggal
Baik rupanya, tapi sombong sikapnya
200. Anjing ditepuk, menjungkit ekor
Orang miskin kalau mendapatkan keberuntungan menjadi sombong
201. Anjing menyalak tak menggigit
Bermulut besar, banyak mengancam, tapi penakut, tak berani melaksanakan kata-katanya
202. Air yang tenang kadang berbuaya
Orang yang pendiam jangan dikira penakut
203. Arang itu meskipun dibasuh dengan air mawar sekalipun takkan pernah putih
Tabiat buruk seseorang tidak akan dapat diperbaiki lagi
204. Asal ayam ke lumbung, asal itik ke pelimbahan
Tabiat kita mengikuti tabiat orang tua kita
205. Ayam bertelur di padi mati kelaparan
Orang yang kekayaannya banyak, tapi tidak pernah merasa puas dan selalu merasa kurang
Walaupun kini ilmu pengetahuan telah menggantikan kebijaksanaan tradisional, menghapus filsafat, dan mengucilkan pengetahuan apapun yang tidak diperoleh melalui metode ilmiah, namun kebijaksanaan tradisional terbukti masih berfungsi hingga saat ini, “tidak lekang oleh panas, tidak lapuk oleh hujan”, dan menjadi salah satu pedoman hidup manusia.
Di antara peribahasa-peribahasa pilihan MisterArie di atas, adakah yang menjadi kesukaan kalian? atau sesuai dengan pengalaman kalian? Silakan tulis di komentar jika kalian ingin berbagi!
Kelas Digital MisterArie adalah website belajar online terbaik dan terpercaya dalam menyediakan bagi kalian referensi, pengayaan dan bimbingan belajar.