إِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَ أَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَ خَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Takutlah kalian kepada Allah di mana saja kalian berada. Dan, ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya perbuatan baik itu akan menghapuskan perbuatan buruk. Dan bergaullah dengan sesama manusia dengan akhlak yang baik (HR. At-Thabrani dari Abu Dzar)
اَبْغَضُ الْعِبَادِ إِلَى اللهِ مَنْ كَانَ ثَوْبَاهُ خَيْرًا مِنْ عَمَلِهِ أَنْ تَكُوْنَ ثِيَابُهُ ثِيَابَ الْأَنْبِيَاءِ وَ عَمَلُهُ عَمَلَ الْجَبَّارِيْنَ
Hamba yang paling dibenci oleh Allah adalah hamba yang pakaiannya lebih baik daripada amal perbuatannya: Pakaiannya seperti pakaian para nabi, sementara perbuatannya seperti perbuatan orang-orang sombong dan durjana (HR. Ad-Dailami dari Aisyah)
إِتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُوْمِ فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَ بَيْنَ اللهِ حِجَابٌ
Takutlah engkau terhadap doa orang yang terzalimi, sebab antara doanya dan Allah tidak ada “penghalang” (hijab) (HR. At-Tirmidzi)
أَ تُحِبُّ أَنْ يَلِيْنَ قَلْبُكَ وَ تُدْرِكَ حَاجَتَكَ إِرْحَمِ الْيَتِيْمَ وَامْسَحْ رَأْسَهُ وَ أَطْعِمْهُ مِنْ طَعَامِكَ يَلِنْ قَلْبُكَ وَ تُدْرِكْ حَاجَتَكَ
Senangkah engkau bila hatimu menjadi lembut dan lunak serta memperoleh apa yang engkau butuhkan? (Jika ya, maka) Sayangilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berilah ia makan seperti yang juga engkau makan, niscaya hatimu pasti akan menjadi lembut dan lunak serta engkau akan memperoleh apa yang engkau butuhkan (HR. Thabrani dari Abu Darda)
عَنْ أَبِي جُرَيٍّ جَابِرِ بْنِ سُلَيْمٍ قَالَ أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مُحْتَبٍ بِشَمْلَةٍ لَهُ وَقَدْ وَقَعَ هُدْبُهَا عَلَى قَدَمَيْهِ فَقُلْتُ أَيُّكُمْ مُحَمَّدٌ أَوْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى نَفْسِهِ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي مِنْ أَهْلِ الْبَادِيَةِ وَفِيَّ جَفَاؤُهُمْ فَأَوْصِنِي إِتَّقِ اللهَ وَ لَا تَحْتَقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئًا وَ لَوْ أَنْ تُفْرِغَ مِنْ دَلْوِكَ فِى إِنَاءِ الْمُسْتَسْقِى وَ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ وَ وَجْهُكَ مُنْبَسِطٌ وَ إِيَّاكَ وَ إِسْبَالَ الْإِزَارِفَإِنَّ إِسْبَالَ الْإِزَارِ مِنَ الْمَخِيْلَةِ وَ لَا يُحِبُّهَا اللهُ وَإِنْ امْرُؤٌ شَتَمَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيكَ فَلَا تَشْتُمْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيهِ فَإِنَّهُ يَكُونُ لَكَ أَجْرُهُ وَعَلَيْهِ وِزْرُهُ وَإِيَّاكَ وَإِسْبَالَ الْإِزَارِ فَإِنَّ إِسْبَالَ الْإِزَارِ مِنْ الْمَخِيلَةِ وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَا يُحِبُّ الْمَخِيلَةَ وَلَا تَسُبَّنَّ أَحَدًا فَمَا سَبَبْتُ بَعْدَهُ أَحَدًا وَلَا شَاةً وَلَا بَعِيرًا
Telah menceritakan kepada kami [‘Affan], telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah], telah menceritakan kepada kami [Yunus], telah menceritakan kepada kami [‘Abidah Al Hujaimi] dari [Abu Tamimah Al Hujaimi] dari [Abu Jurai Jabir bin Sulaim] ia berkata; Aku datang kepada Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam, waktu itu beliau tengah berselimutkan selendang yang ujungnya sampai menyentuh kedua kakinya, kemudian aku bertanya; “Siapakah yang bernama Muhammad atau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di antara kalian?, lalu beliau menunjuk pada dirinya. aku pun berkata; “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku dari penduduk dusun, sementara diriku adalah orang yang bodoh diantara mereka, maka berilah aku wasiat!” beliau bersabda: “Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apapun, sekalipun hanya dengan menuangkan ember airmu ke bejana orang yang membutuhkan air. Jika ada seseorang yang mencacimu dan menghinamu karena dia tahu tentang dirimu, maka janganlah kamu membalas menghinanya, dengan sesuatu yang kamu tahu dengan dia, karena itu akan menjadi pahalamu dan akan menjadi dosa baginya. Janganlah kamu sekali-kali mencaci seseorang, dan jauhilah olehmu isbal (menurunkan kain dibawah mata kaki), karena isbal adalah bagian dari kesombongan, karena Allah Azza wa Jalla sangat membencinya, dan janganlah kamu menghina seseorang!.” Setelah itu aku tidak pernah menghina seorang pun, tidak juga menghina kambing atau keledai.” (HR. Ahmad)
إِتَّقِ الْمَحَارِمَ تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ وَ ارْضَ بِمَا قَسَمَ اللهُ لَكَ تَكُنْ أَغْنَى النَّاسِ وَ أَحْسِنْ إِلَى جَارِكَ تَكُنْ مُؤْمِنًا وَ أَحِبَّ لِلنَّاسِ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ تَكُوْ مُسْلِمًا وَ لَا تُكْثِرِ الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيْتُ الْقَلْبَ
Peliharalah dirimu dari hal-hal yang diharamkan Allah, niscaya kau menjadi “manusia paling ‘abid (menghamba)'”; Terimalah apa yang Allah berikan untukmu, niscaya kau menjadi “manusia paling kaya”; berbuatbaiklah pada tetanggamu niscaya kau menjadi “manusia beriman”; dan cintailah sesama manusia sebagaimana cintamu pada dirimu sendiri, niscaya kau menjadi “manusia muslim”; dan janganlah banyak tertawa karena sesungguhnya banyak tertawa itu dapat mematikan hati (HR. Ahmad dari Abu Hurairah)