Pernahkah kalian kehilangan HP? Saya pernah, sudah beberapa kali. Sebagian besar karena terjatuh dari kantong.
Kali ini saya ingin berbagi cerita yang baru-baru ini saya alami. Kemarin, sembari mengendarai motor menuju sekolah tempat saya mengajar, saya meraba kantong celana training lalu mengintip kantong motor tetapi saya tidak dapat menemukan HP saya. Saya tidak curiga HP saya terjatuh.
Sesampainya di sekolah, saya langsung memeriksa tas untuk mencari lagi HP saya tetapi saya juga tidak dapat menemukannya. Oleh karena itu, saya curiga HP saya mungkin tertinggal di rumah, walaupun masih ada keraguan karena seingat saya, ketika meninggalkan rumah saya membawa HP. Untuk itu, saya menghubungi adik saya di rumah untuk membantu mencari tetapi ia tidak dapat menemukannya juga.
Ke manakah HP saya? Akhirnya saya coba lupakan sejenak karena banyak yang harus saya kerjakan di sekolah: olahraga, rapat, mempersiapkan lesson plan, dan membuat tulisan “Welcome Back to School” (karena dua minggu ke depan siswa akan belajar tatap muka di sekolah). Untuk berkoordinasi dengan teman-teman, saya membuka whatsapp app yang saya install di laptop, sembari memeriksa apakah HP saya masih dalam keadaan aktif.
Ternyata saya dapat membuka whatsapp app di laptop dan saya dapat berkoordinasi dengan teman-teman dengan leluasa. Itu juga menunjukkan bahwa HP saya masih aktif dan menyala. Tetapi di mana? Kecurigaan saya mungkin benda yang menjadi icon Era Industri 4.0 itu terselip di kasur atau di antara buku-buku di kamar saya yang keadaannya mirip dengan kios buku Kwitang. Kebetulan pada pagi harinya, seingat saya, sempat saya mencari beberapa buku. Mungkin HP saya terselip di sana, jadi, sejenak, saya lupakan lagi tentang HP saya.
Sore pun tiba dan saya pulang ke rumah. Apakah yang saya lakukan? Ya, benar. Saya langsung menggeledah seisi kamar saya seperti jaksa di film-film drama Korea menggeledah kantor koruptor. Tidak ada sudut yang tidak saya periksa. Setiap buku saya pindahkan dari tempatnya, bahkan hingga kolong tempat tidur saya sorot dengan senter dan mengamatinya dengan seksama bak Sherlock Holmes yang sedang mencari petunjuk. Tetapi, saya tidak dapat menemukan HP saya. Saya pun mulai panik. Saya mulai curiga HP saya mungkin terjatuh di jalan.
Tiba-tiba adik saya datang mengusulkan untuk mencari lokasi HP dengan Find My Device. Cara ini pernah saya gunakan, dahulu, untuk mencari HP saya yang pernah hilang juga. Dahulu tidak berhasil, tetapi bagimana sekarang? Saya fikir, dalam kondisi seperti sekarang, segala cara harus saya coba. Akhirnya saya membuka laptop, menghubungkan laptop dengan wifi, lalu masuk ke Google. Saya mengetikkan “Find my device”:
Lalu muncullah layar seperti di bawah ini.
Saya cukup kaget, karena gambar di atas menunjukkan bahwa HP saya ada di Tebet. Apakah Google yang error? Ataukah HP saya benar-benar ada di sana? Saya tidak tahu.
Lalu, saya meng-klik fitur “Putar Suara”. Fitur ini dapat membuat HP kita berdering selama 5 menit walaupun HP kita dalam mode silent. Saya berharap, jika memang saat ini HP saya berada di tangan seseorang, ia dapat mendengarnya dan menghubungi saya. Oh, iya, satu lagi. Pada fitur ini, saya juga dapat memasukkan pesan dan nomor yang dapat dihubungi. Sehingga, jika seseorang memegang HP saya, ia akan mendengar HP saya berdering dan diarahkan untuk menelepon nomor yang saya input.
Akhirnya saya klik fitur ini dan di jendela Find My Device ada progress bar yang menunjukkan sudah berapa lama HP saya berdering.
Setelah tiga menit, tiba-tiba adik saya datang sambil menelepon seseorang. Ia menyerahkan HP-nya ke saya. Ternyata ada orang yang menemukan HP saya. Ia mengatakan dirinya berada di sebuah bengkel di Tebet. Saya pun menyimpan nomor kontaknya dan membuat janji bertemu di Alfa Mart Volvo. Tetapi orang itu meminta bertemu di bengkel Shop and Drive yang berada persis di sebelahnya. Saya setuju dan langsung berangkat.
Saya tidak memakai jaket, hanya membawa tas selempang kecil berisi buku Bart Ehrman berjudul Misquoting Jesus yang rencananya akan saya baca sembari menunggu orang itu tiba. Karena posisinya masih di Tebet saat menelepon saya sehingga butuh sekitar 20 menit bagi saya untuk menunggu.
Begitu tiba di depan Shop and Drive saya memarkir motor saya di depan bengkel tersebut. Saya duduk di pinggir jalan yang diterangi cahaya remang lampu jalan. Angin malam berhembus cukup dingin malam itu, tetapi saya rela bertahan demi menemukan HP saya yang hilang. Sembari menunggu, saya pun membaca buku.
Sesekali saya menengok ke jalan, mengamati motor-motor yang lewat, tetapi belum ada motor yang datang. Tiba-tiba, ada sebuah motor yang melewati saya masuk ke Shop and Drive, saya memperhatikan orang itu memakai seragam bengkel berwarna merah. Begitu ia masuk ke bengkel, saya fikir ia bukan orang yang saya tunggu. Pandangan saya bergeser lagi ke jalan raya Pasar Minggu.
Tak lama, orang itu menghubungi saya, menelepon nomor adik saya yang HP-nya saya bawa. Orang itu menanyakan posisi saya. Saya jawab saya berada persis di depan Shop and Drive. Lalu, orang itu meminta saya masuk ke bengkel itu. Ternyata, orang yang tadi melewati saya adalah orang yang menemukan HP saya.
Saya berkenalan dengan orang itu. Namanya Gunawan. Ia seorang teknisi di Shop and Drive Tebet. Ia menceritakan bahwa ketika ia sedang berkendara dari rumahnya di Depok menuju Tebet, persis di depan kios masker ia melihat motor-motor di depannya menghindari sebuah benda. Tidak ada yang memungut benda itu, orang-orang hanya menghindarinya dan melewatinya. Tetapi ia memberanikan diri memungutnya. Lalu ia melanjutkan perjalanan. Sampai pada sore harinya, ketika ia akan pulang, ia teringat akan HP yang ia temukan. Lalu ia mengambilnya di loker. Saat itulah, menurut ceritanya, HP itu berdering. Ia pun menyentuh call icon yang muncul dan terjadilah percakapan dengan adik saya seperti yang sebelumnya saya ceritakan.
Ketika saya meminta HP saya, Gunawan memastikan bahwa saya adalah pemilik yang sebenarnya. Ia meminta saya membuka password HP itu. Saya sempat tidak dapat membukanya, karena kondisi LCD HP saya sudah hancur dan pecah setengah. Tetapi setelah saya coba lagi, saya berhasil membuka passwordnya. Kata Gunawan, “berarti memang kamu pemilik HP ini.”
Singkat cerita, saya mengucapkan terima kasih kepada Gunawan. Saya merasa, bukan teknologi Find My Device, tetapi kejujurannyalah yang akhirnya mengembalikan HP saya. Kejujuranlah faktor penting yang membuat teknologi Find My Device dapat bekerja.
Sebab, sekalipun HP saya berdering jika orang yang menemukan HP saya tidak berniat mengembalikannya makan HP itu tidak akan kembali ke tangan saya. Teknologi ini dapat membantu kita jika bertemu dengan orang yang berhati mulia, orang yang jujur. Orang seperti ini sangat jarang di temukan.
Saya menulis artikel ini bukan hanya sebagai best practice tetapi juga sebagai ungkapan terima kasih kepada Gunawan atas kejujuran dan kebaikannya. Jika setelah membaca artikel ini ada yang terinspirasi untuk bersikap jujur seperti yang ia lakukan, semoga pahalanya juga diberikan untuk Gunawan.
Artinya: “Barang siapa yang berbuat baik, dalam Islam, maka baginya ganjaran atas kebaikan itu dan ganjaran dari orang-orang yang meniru kebaikan itu, tanpa dikurangi sedikitpun” (HR. Muslim)