misterarie baru

Kesempurnaan Akhlak Mulia Rasulullah Saw.

WhatsApp
Email
Facebook
Muhammad Stempel

Kerusakan Akhlak Pada Zaman Sekarang Sudah Stadium 4

Remaja Lombok Bakar Diri Cemburu
Remaja 17 Tahun Bakar Diri Karena Cemburu
Ibu dibunuh anak di sukabumi
Tidak dibelikan motor, Anak membunuh ibunya
Penipuan like and subscribe
Penipuan online - modus like n subscribe
Kecanduan gadget

Kerusakan akhlak terjadi karena akar keimanan kita tidak kuat

Pohon tumbang

Tanpa akar yang kuat, kita siang-malam mengejar tujuan hidup yang salah: uang, status sosial, dan "ngetop" ...

Maka, sudah waktunya kita setting "GPS" kita, tujuan hidup kita adalah "negeri akhirat"

Langkah Pertama, pastikan kita "connected to Allah"

Caranya:

  1. Setiap saat, ingat Allah. Sebut namaNya. Istighfar 100x setiap hari, jangan tinggalkan shalat. Jika mampu, berpuasalah.
  2. Lihat ke langit! Dia mengawasi kita
  3. Saat shalat atau ibadah lain, ingat filosofi “mengirim paket”. Kalau alamat paket kita salah, paket tak akan sampai. Maka, alamatkan ibadah kita kepada Allah, “lilllahi robbil alamin”

Langkah kedua, yuk, kita naiki bahtera "akhlak mulia" Rasulullah Saw. Kita teladani akhlaknya yang mulia

bahtera nuh

Dalil Kesempurnaan Akhlaq Rasulullah Saw.

Penjelasan:

  1. Kesempurnaan Rasulullah adalah karena beliau dijaga Allah (ma’shum) dari dosa dan kesalahan. Contoh, saat remaja dan sedang menggembalakan domba, beliau pernah ingin bergabung dengan para pemuda Makkah untuk menikmati hiburan dan pesta, tetapi Allah menggagalkannya.
  2. Rasulullah bisa saja keliru membuat keputusan duniawi (seperti dalam kasus strategi perang [QS. Al-Anfal: 67-69], atau dalam teknik pertanian). Ketika membuat keputusan yang tidak tepat dalam urusan duniawi Nabi Saw. bersabda: “Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian” (HR. Muslim)

1
(QS Al-Taubah [9]: 128)

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

"Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu (umat manusia), serta sangat menginginkan kebaikan untuk kamu semua, lagi amat tinggi belas kasihannya serta penyayang terhadap orang-orang mukmin."

2
((QS Al-Qalam [68]: 4)

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

"Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas akhlak yang agung."

3
((QS Al-Ahzab [33]: 21)

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

"Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasul teladan yang baik bagi yang mengharapkan (ridha) Allah dan ganjaran di hari kemudian dan dia banyak menyebut Allah."

Indikator Kesuksesan dalam Hidup Kita adalah Kesempurnaan Akhlak

anak berbakti kepada orang tua
Berbakti kepada Orang Tua

Penjelasan:

  1. Apakah penyembah berhala (kafir) yang memiliki akhlak baik bisa masuk surga? 
  2. Dalam Islam, akhlak itu ibarat “buah” (amal shaleh) yang harus tumbuh dari batang “pohon Islam” (ibadah) dan berdiri di atas “akar keimanan” (iman). 
  3. Dalam Islam, ruang lingkup akhlak bukan hanya akhlak kepada sesama manusia, tetapi juga akhlak kepada Allah. Kita berakhlak baik kepada manusia, KARENA ALLAH MEMERINTAHKANNYA

4
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ « تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ ». وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ « الْفَمُ وَالْفَرْجُ »

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai perkara yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.” Beliau ditanya pula mengenai perkara yang banyak memasukkan orang dalam neraka, jawab beliau, “Perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan.”

5
(HR. Tirmidzi)

إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا

“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di antara kalian.”

6
(HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.”

7
(HR. Ibnu Hibban)

Usamah bin Syarik meriwayatkan: "Pada suatu saat kami duduk di kediaman Nabi Saw. menunduk dan diam sedemikian rupa laksana patung. Tidak ada seorang pun di antara kami yang bercakap-cakap. Tiba-tiba, datang beberapa orang bertanya kepada beliau:

يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا خَيْرُ مَا أُعْطِيَ الإِنْسَانُ قَالَ خُلُقٌ حَسَنٌ

"Wahai Rasulullah, apakah pemberian terbaik yang diberikan Allah kepada manusia?" Rasulullah menjawab: "Akhlak yang mulia"

8
(HR. At-Tirmidzi)

إِنَّ الْفُحْشَ وَ التَّفَحُّشَ لَيْسَ مِنَ الْإِسْلَامِ وَ إِنَّ أَحْسَنَ النَّاسِ إِسْلَامًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

"Kekejian dan perbuatan keji, sama sekali bukan dari ajaran Islam. Sesungguhnya orang yang terbaik keislamannya adalah yang paling mulia akhlaknya"

9
(HR. Ahmad bin Hanbal)

مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِى مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ – إِنَّ اللهَ يَكْرَهُ الْفَاحِشَ الْبَذِئَ – وَ إِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَ الصَّلَاةِ

"Tidak ada sesuatu yang lebih berat bagi timbangan seorang mukmin pada hari kiamat daripada akhlak yang mulia. Sesungguhnya Allah tidak menyukai kekejian yang nista. Dan sesungguhnya orang yang memiliki akhlak mulia benar-benar mencapai derajat orang yang suka berpuasa dan shalat"

Maka dari itu ...

10
(HR. Ahmad dan Al-Hakim)

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ اْلأَخْلاَقِ

“Sungguh, aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia”

11
(HR. Ahmad)

إِتَّقِ اللهَ وَ لَا تَحْتَقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئًا وَ لَوْ أَنْ تُفْرِغَ مِنْ دَلْوِكَ فِى إِنَاءِ الْمُسْتَسْقِى وَ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ وَ وَجْهُكَ مُنْبَسِطٌ 

“Takutlah kepada Allah dan janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apapun, sekalipun hanya dengan menuangkan ember airmu ke bejana orang yang butuh air, walau hanya dengan tersenyum kepada saudaramu saat bertemu"

Celaan pada Akhlak Tercela

Ghibah

Penjelasan:

  1. Akhlak terbagi dua: terpuji dan tercela. Akhlak terpuji menunjukkan kebaikan-kebaikan yang Allah ridhai; akhlak tercela menunjukkan keburukan perilaku yang Allah murkai
  2. Ibadah–apalagi sekedar memakai baju muslim–tak ada artinya di sisi Allah jika dalam hidup kita berakhlak tercela

12
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

اَبْغَضُ الْعِبَادِ إِلَى اللهِ مَنْ كَانَ ثَوْبَاهُ خَيْرًا مِنْ عَمَلِهِ أَنْ تَكُوْنَ ثِيَابُهُ ثِيَابَ الْأَنْبِيَآءِ وَ عَمَلُهُ عَمَلَ الْجَبَّارِيْنَ

"Hamba yang paling dibenci Allah adalah hamba yang kedua pakaiannya lebih baik daripada perbuatannya: pakaiannya seperti pakaian para nabi (pakaian muslim shaleh) tetapi amal perbuatannya seperti JABBARIN (orang yang melampaui batas, sombong, iri, dengki, tamak, serakah, cinta dunia)

13
(HR. Bukhari)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قِيلَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ فُلَانَةً تَقُومُ اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ، وتفعلُ، وتصدقُ، وَتُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا؟ فَقَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا خَيْرَ فِيهَا، هِيَ من أهل النار قَالُوا: وَفُلَانَةٌ تُصَلِّي الْمَكْتُوبَةَ، وَتَصَّدَّقُ بِأَثْوَارٍ، وَلَا تُؤْذِي أَحَدًا؟ فَقَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: هِيَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu, ia berkata: Dikatakan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya fulanah (seorang wanita) rajin mendirikan shalat malam, gemar puasa di siang hari, mengerjakan (kebaikan) dan bersedekah, tapi sering menyakiti tetangganya dengan lisannya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Tidak ada kebaikan padanya, dia termasuk penghuni neraka.”

Contoh Akhlak Mulia pada Masa Kini

  1. Berbakti kepada orang tua seperti Uwais Al-Qarni. Setelah kaya, jangan lupa rawat orang tua.
  2. Menutupi aib orang lain seperti Hatim Al-Ashomm. Jangan curhat atau menjelekkan orang lain di medsos
  3. Jangan mengeluh kepada “bawahan”. Anas bin Malik berkata: “Aku melayani Rasulullah selama 10 tahun. Demi Allah, beliau sama sekali tidak pernah membentak dengan ucapan huss, dan tidak pernah menegur mengapa tidak begini? atau kenapa tidak begitu?” (HR. Muslim). Pernahkah kita complain hingga berlebihan?
  4.  Segalanya memang perlu uang tetapi uang bukan segalanya. Jangan bersikap pragmatis, hiduplah di atas prinsip dan dengan karakter yang kuat. Contoh 1: Jabir bin Abdullah berkata: “Rasulullah tidak pernah mengucapkan tidak jika dimintai sesuatu”. Contoh 2: Seseorang datang dan memberikan nabi saw. uang sebesar 70.000 dirham (Rp308 juta), maka beliau langsung membagi-bagikan uang tersebut sampai habis sama sekali. Saat ekonomi kita down, kita diuji Allah. Maka halal dan haram harus tetap menjadi prinsip. Pinjam uang boleh, kembalikan lagi. Saat ekonomi kita up, kita juga diuji. Jangan kikir, ingat masjid, ingat anak yatim fakir miskin.
  5. Tolong orang yang susah, ringankan beban mereka yang terjepit dalam hidup. Kata Nabi Saw. “Siapa yang meringankan beban orang lain di dunia ini, maka Allah akan meringankan bebannya pada hari kiamat“. Pernah datang seseorang yang meminta tolong uang kepada nabi saw. tetapi beliau pun sedang tidak punya uang. Maka beliau berkata: “aku tidak punya apa-apa. Tetapi jualkanlah sesuatu kepunyaanku! Kalau sudah laku, maka akan kupenuhi kebutuhanmu.” Melihat kejadian itu, Umar pun merespons: “Wahai, Rasulullah, Allah tidak akan memaksakan sesuatu yang di luar kemampuanmu“. Mendengar komentar Umar, nabi saw. menunjukkan raut muka tidak senang. Tetapi seorang Anshar berkomentar: “Wahai, Rasulullah, berilah… Dan jangan kuatir akan kekurangan rizki dari Penguasa Arsy”. Maka tersenyumlah Rasulullah Saw. dan wajahnya tampak berseri-seri kemudian berkata: untuk itulah (untuk bermurah hati) aku diperintahkan.
  6. Respon orang yang memanggil kita dengan ungkapan yang baik. Rasulullah Saw sendiri mempunyai ungkapan favorit. Kata Aisyah, “Setiap kali beliau dipanggil oleh sahabatnya atau oleh seorang anggota keluarganya, beliau selalu menyahut dengan kata labbaik (aku memenuhi panggilanmu)”.
  7. Bahagiakan orang-orang dengan senyummu. Jabir bin Abdullah berkata: “Sejak aku memeluk Islam, belum pernah Rasulullah menolak untuk bertemu denganku dan setiapkali melihatku beliau tersenyum.”
  8. Hormati dan muliakan tamu. Nabi Saw. menghormati setiap orang yang datang menghadap. Kadang-kadang beliau menghamparkan kain burdahnya sebagai alas duduk dan menyerahkan bantal yang sedang diduduki kepada tamunya. Bila tidak mau, beliau mendesak supaya ia mau duduk di atasnya.
  9. Marah itu manusiawi, harga diri memang penting, tetapi jangan berlebihan. Sabarlah dan maafkan. Jangan karena marah atau benci membuat kita berlaku tidak adil kepada orang lain, “dan janganlah kebencianmu pada suatu kaum membuatmu berlaku tidak adil”
  10. Kita berada di dunia yang terporalisasi dalam politik dan madzhab. Jangan terbawa emosi, jangan menyumpah atau melaknat. Pernah terjadi suatu ketika seorang sahabat meminta kepada Rasulullah Saw.  agar menyumpahi dan melaknat kaum musyrikin (musuh Islam). Tetapi apa jawab Rasulullah? Innama bu’itstu rohmatan walam ub’ats la”aanan. Aku diutus sebagai Rahmat (kasih sayang) dan bukan diutus sebagai tukang pengutuk/ penyumpah.
  11. Jadikanlah ukhuwah Islamiyah sebagai prinsip dalam hubungan kita dengan sesama muslim. Kata nabi, kita sesama muslim ibarat satu tubuh, jika satu anggota badan kita sakit maka seluruh badan akan demam dan tidak bisa tidu (HR. Bukhari)
  12. Jangan down dengan kesalahan moral yang mungkin kita lakukan. Tibanlah kesalahanmu dengan kebaikan-kebaikan yang banyak. Abu Bakar pernah mengutuk/ melaknat hamba sahayanya. Rasulullah kemudian menegurnya dengan halus. Menyesal dengan kesalahannya, Abu Bakar pun meniban kesalahannya dengan memerdekakan semua hamba sahayanya. Kemudian ia berkata kepada Rasulullah: “Saya berjanji tidak akan melaknat orang lagi.”
  13. Berjuang di jalan Allah dengan ikhlas. Muhammad Kamal Ismail, arsitek yang pertama kali melakukan perluasan Masjidi Haram ditawarkan harta berlimpah oleh Raja Fahd dan Perusahaan Bin Laden. Tetapi ia menolaknya seraya berkata, “Mengapa saya harus mengambil uang untuk pekerjaan di tempat paling suci di dunia? Bagaimana saya bisa menghadap Allah di Hari Penghakiman?

Join Komunitas Kelas Digital MisterArie