Selalu ada pelajaran yang dapat kita petik dari film, termasuk drama Korea Selatan.
Ada sebuah drama Korea yang rilis pada tahun 2016 berjudul doctors, yang dibintangi oleh Kim Rae Won (sebagai Dokter Hong) dan Park Shin Hye (sebagai Dokter Hye Jung).
Film ini berkisah tentang Dokter Hye Jung yang menanggung kehidupan yang berat sejak masih sekolah: ditelantarkan oleh ayahnya, sempat pula dipenjara karena fitnah, dan terakhir, ia terpaksa hidup sebatang-kara karena nenek yang mengasuhnya meninggal di meja operasi karena mengidap tumor.
Saya tidak akan menceritakan sampai habis cerita drama yang sangat seru ini, tapi saya ingin berbagi sebuah kutipan bagus dari film ini yang dapat kita jadikan pelajaran.
Dalam salah satu momen romantis, Dokter Hong memberi nasihat kepada Dokter Hye Jun:
“Life is not about waiting for a storm to pass, it’s learning to dance in the rain”
(Dalam hidup ini, janganlah kita menunggu badai untuk berlalu; tapi belajarlah menari di bawah hujan)
Dalam hidup ini selalu ada masalah. Bagaikan badai, masalah terus menggoyang hidup kita yang rapuh. Ibarat hujan, masalah terus turun tiada henti.
Ada orang yang terpaksa harus tidur di emperan toko, ada orang yang hidup dijerat hutang, ada orang yang tidak sanggup menyekolahkan anaknya, ada orang yang menderita penyakit serius, dan ada pula orang yang air matanya bercucuran karena putus cinta.
Akan tetapi, dari sekian banyak masalah, Imam Syafi’i merangkum hanya ada dua masalah yang sering muncul dalam hidup.
وَ مَا الدَّهْرُ إِلَّا هكَذَا فَاصْطَبِرْ لَهُ: رَزِيَّةُ مَالٍ أَوْ فِرَاقُ حَبِيْبٍ
Hidup ini selalu begini: Keuangan yang sulit, atau ditingal kekasih. Maka, bersabarlah …
Pada saat masalah terus menimpa kita, psikologi positif mengajarkan kita untuk melihatnya sebagai energi untuk memperbaiki diri. Bagaimana caranya?
Deepak Chopra dalam The Ultimate Happiness Prescription memberikan resep dalam menghadapi masalah. Menurutnya, untuk menjadi bahagia, kita harus menafsirkan berbagai situasi masalah sebagai peluang, bukan sebagai masalah. Keuangan yang sulit mesti memacu kita untuk mengembangkan usaha yang lebih “ekonomi-kreatif”, putus cinta juga dapat membantu kita untuk menyadari “keterbudakan” kita oleh dunia ini, seperti kata Ibnu Atho’ilah dalam Al-Hikam,
مَا أَحْبَبْتَ شَيْئًا إِلَّا وَ كُنْتَ لَهُ عَبْدًا وَ هُوَ لَا يُحبُّ أَنْت تَكُوْنَ لِغَيْرِهِ عَبْدًا
Tidaklah engkau mencintai sesuatu, melainkan engkau akan menjadi budaknya. Padahal Allah tidak menyukai Engkau menjadi budak untuk yang lain
Janganlah masalah membuat kita menjadi terpuruk, apalagi berputus asa. Kita harus tetap tegak berdiri dan selalu berfikir positif.
Dengan selalu berfikir positif saat terjadi masalah, maka hidup kita akan terasa lebih bahagia. Kita selalu melihat kebaikan dalam segala hal. Kita tidak lagi melihat gelas setengah kosong, tetapi kita menganggapnya setengah terisi.
Pada saat kita mendapatkan masalah, janganlah berfikir “kapan masalah ini berlalu?”, “kapan Aku akan bahagia?”, “kapan ini semua akan berakhir?” Karena seringkali, Allah begitu mencintai kita sehingga terus mengirim untuk kita masalah sebagai ujian hidup.
Sampai akhir hayat, masalah akan terus berdatangan. Yang harus kita lakukan adalah terus memaknainya sebagai “ujian dari Allah”, dengan begitu, kita dapat menghadapinya dengan tersenyum.
Barangkali, inilah pesan moral dari film Doctors yang menjadi pembukaan tulisan ini. Janganlah kita menunggu badai masalah berlalu, karena masalah tidak akan pernah berhenti mengetuk pintu kita; akan tetapi, menarilah di bawah hujan, nikmatilah masalah dengan memaknainya sebagai wujud cinta Allah kepada kita.
"Life is not about waiting for a storm to pass, it's learning to dance in the rain"
(Dalam hidup ini, janganlah kita menunggu badai untuk berlalu; tapi belajarlah menari di bawah hujan)Dr. Hong
Referensi: