Bagaimana Pasir di Gurun Arab Terbentuk?

gurun pasir

Pasir di gurun Arab terbentuk dari proses erosi dan sedimentasi yang terjadi selama jutaan tahun. Erosi adalah proses di mana batuan atau tanah terkikis oleh angin, air, atau es. Sedimentasi adalah proses di mana partikel-partikel yang terkikis tersebut mengendap di tempat lain. Pasir adalah salah satu jenis sedimen yang terdiri dari butiran-butiran kecil batuan atau mineral.

Ada beberapa teori yang menjelaskan terjadinya gurun pasir Arab, antara lain:

Teori 1: Perubahan iklim global

Bumi kita pernah mengalami beberapa kali zaman es dan di sela-sela antar setiap zaman es terdapat zaman interglasial. Pada zaman es, bumi bagian utara diselimuti es sedangkan pada masa interglasial, es tersebut mencair. 

Setelah zaman es terakhir berakhir, sekitar 10.000 tahun yang lalu, terjadilah kekeringan dan muncul angin kencang di wilayah Jazirah Arab. Fenomena alam tersebut mempercepat proses erosi dan sedimentasi. 

Selain itu, pasir dari gurun Sahara dan Afrika Utara yang terlebih dahulu juga dibawa oleh angin ke wilayah tersebut, sehingga menambah jumlah pasir di gurun Arab.

Teori 2: Tektonik lempeng

Jazirah Arab berada di antara lempeng Afrika dan lempeng Eurasia, yang saling bertabrakan dan menyebabkan pergerakan tektonik. Pergerakan ini menghasilkan pegunungan, lembah, dan retakan-retakan di permukaan bumi, yang memudahkan proses erosi dan sedimentasi. Salah satu contoh adalah Lembah Besar Rift, yang merupakan retakan raksasa yang membentang dari Laut Merah hingga Afrika Timur. 

East Africa Rift

Teori 3: Aktivitas vulkanik

Jazirah Arab juga memiliki beberapa gunung berapi aktif, seperti Gunung Harrat Rahat di dekat Madinah. Aktivitas vulkanik ini mengeluarkan lava, abu, dan gas-gas yang dapat mengubah bentuk dan komposisi batuan di sekitarnya. Lava yang membeku dapat terkikis menjadi pasir oleh angin atau air. Abu vulkanik juga dapat bercampur dengan pasir lainnya dan membentuk lapisan-lapisan baru .

Teori 4: Keringnya Laut Tethys

Laut Tethys adalah laut purba yang memisahkan benua Afrika dan Eurasia sekitar 250 juta tahun yang lalu. Laut ini kemudian mengering dan meninggalkan endapan sedimen yang kaya akan garam, gipsum, dan batu kapur. Endapan-endapan ini membentuk dasar dari gurun Sahara dan Arab saat ini.

Laut Tethys

Selain itu, keringnya Laut Tethys juga mempengaruhi iklim dan angin di wilayah tersebut. Tanpa laut yang dapat menyeimbangkan suhu dan kelembaban, wilayah tersebut menjadi lebih panas dan kering. Angin juga membawa pasir dari gurun Sahara dan Afrika Utara ke Jazirah Arab, sehingga menambah ketebalan lapisan pasir di sana.

Namun, perlu dicatat bahwa keringnya Laut Tethys bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan terjadinya gurun di Sahara dan Arab. Ada juga faktor-faktor lain yang telah disebutkan di muka seperti perubahan iklim global, variasi orbit bumi, pergerakan lempeng benua, dan aktivitas vulkanik yang turut berkontribusi dalam membentuk kondisi gurun yang ada sekarang.

Demikian penjelasan tentang bagaimana pasir di gurun Arab terbentuk. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Join Komunitas Kelas Digital MisterArie