Kelas Digital MisterArie adalah website belajar online terbaik dan terpercaya dalam menyediakan bagi kalian referensi, pengayaan dan bimbingan belajar.
Home » Abul Hasan Al-Asy’ari
Abu al-Hasan al-Asy’ari (873–936 M/260–324 H) adalah seorang ulama besar dalam sejarah Islam yang dikenal sebagai pendiri mazhab teologi Ahlusunnah wal Jamaah dalam bentuk yang terstruktur. Perjalanan hidupnya yang penuh dinamika, termasuk peralihannya dari aliran Muktazilah menuju paham Ahlusunnah wal Jamaah, menjadi titik penting dalam sejarah pemikiran Islam.
Baca juga: Muktazilah
Abu al-Hasan al-Asy’ari lahir di Basrah, Irak, sekitar tahun 873 M. Ia berasal dari keluarga Arab terpandang. Semasa muda, ia belajar di bawah bimbingan Abu Ali al-Jubba’i, salah seorang pemimpin besar aliran Muktazilah. Aliran ini dikenal dengan rasionalisme ekstremnya, menekankan penggunaan akal dalam memahami ajaran agama dan menolak sifat-sifat Allah yang menyerupai makhluk.
Al-Asy’ari menjadi pengikut setia aliran Muktazilah dan bahkan dianggap salah satu tokoh cemerlang dalam mazhab ini. Namun, perubahan besar dalam hidupnya terjadi setelah ia berusia sekitar 40 tahun.
Peralihan al-Asy’ari dari Muktazilah ke Ahlusunnah wal Jamaah menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah pemikiran Islam. Menurut catatan, ada beberapa alasan utama yang mendorong perubahan ini:
Ketidakpuasan terhadap Rasionalisme Muktazilah: Al-Asy’ari mulai meragukan beberapa doktrin utama Muktazilah, seperti pandangan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk (tidak qadim), penolakan sifat-sifat Allah, dan keyakinan bahwa manusia memiliki kehendak bebas sepenuhnya. Ia merasa pendekatan Muktazilah terlalu mengedepankan akal hingga mengorbankan keutuhan wahyu.
Pengalaman Spiritual: Dalam salah satu riwayat, disebutkan bahwa al-Asy’ari bermimpi bertemu Rasulullah SAW yang memintanya untuk membela akidah Ahlusunnah wal Jamaah. Hal ini menjadi titik balik dalam hidupnya.
Dialog dengan Gurunya: Sebuah perdebatan dengan gurunya, Abu Ali al-Jubba’i, terkait masalah keadilan Allah dan kehendak bebas, disebut-sebut memperkuat keyakinan al-Asy’ari bahwa pandangan Muktazilah tidak sepenuhnya konsisten.
Setelah meninggalkan Muktazilah, al-Asy’ari mulai mengembangkan pendekatan teologis baru yang menggabungkan rasionalitas dengan dasar-dasar wahyu. Ia mempertahankan penggunaan akal, tetapi menempatkannya di bawah otoritas Al-Qur’an dan Hadis. Beberapa prinsip utama yang ia kembangkan meliputi:
Sifat-Sifat Allah: Al-Asy’ari menegaskan bahwa Allah memiliki sifat-sifat seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an (misalnya, rahmat, ilmu, dan kuasa), tetapi sifat-sifat ini tidak serupa dengan sifat makhluk.
Kehendak Allah dan Kehendak Manusia: Ia memperkenalkan konsep kasb (usaha), yang menyeimbangkan antara kehendak Allah yang mutlak dan tanggung jawab manusia atas perbuatannya.
Al-Qur’an adalah Kalam Allah: Al-Asy’ari menolak pandangan Muktazilah bahwa Al-Qur’an adalah makhluk dan menegaskan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah yang qadim.
Mazhab teologi yang dikembangkan oleh al-Asy’ari kemudian dikenal sebagai Asy’ariyah. Pemikiran teologinya dijadikan dasar bagi terbentuknya Ahlusunnah wal Jamaah dan diterima luas oleh berbagai madzhab fiqh, seperti Syafi’i, Maliki, dan sebagian Hanbali, sehingga cukup populer hingga kini definisi ahlusunnah versi muslim Indonesia adalah Asy’ariyah secara akidah, Syafi’iyah secara fiqih, dan Al-Ghazaliyah secara tasawuf.
Ngomong-ngomong, al-Asy’ari menulis banyak karya penting, seperti Maqalat al-Islamiyyin dan al-Ibanah ‘an Usul al-Diyanah, yang menjelaskan dan membela prinsip-prinsip Ahlusunnah wal Jamaah.
Baca juga: Akidah Islam versi Tradisionalis
Al-Asy’ari berhasil merekonsiliasi pendekatan rasional dengan keyakinan tradisional Islam, memberikan landasan teologi yang kuat untuk Ahlusunnah wal Jamaah. Ia juga menjadi simbol keberanian intelektual, mampu meninggalkan keyakinan sebelumnya ketika ia merasa ada kebenaran yang lebih besar. Hingga kini, Asy’ariyah tetap menjadi salah satu mazhab teologi utama dalam Islam Sunni, bersama dengan Maturidiyah.
Perjalanan al-Asy’ari dari Muktazilah menuju Ahlusunnah wal Jamaah adalah pelajaran tentang pentingnya mencari kebenaran dengan pikiran terbuka, sambil tetap menjunjung tinggi keimanan.
Kelas Digital MisterArie adalah website belajar online terbaik dan terpercaya dalam menyediakan bagi kalian referensi, pengayaan dan bimbingan belajar.