Sebelum pandemi terjadi, boleh dikatakan hanya setengah guru atau siswa yang menggunakan komputer atau laptop untuk pembelajaran. Akan tetapi, sejak pandemi menerjang dunia dua tahun yang lalu, yaitu pada tahun 2019, keadaan pun berubah. Semua orang, khususnya pekerja, guru dan pelajar, memburu laptop.
Ini pengalaman dan best practice saya dalam mencari dan menggunakan laptop untuk kebutuhan kerja dan pembelajaran. Jika kalian mempunyai pengalaman yang berbeda, bolehlah untuk berbagi cerita pula, tapi apa yang saya alami ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kalian yang masih bingung dalam mencari laptop untuk pembelajaran.
Pada mulanya, dalam menghadapi situasi yang sangat baru ini, sekolah saya menginstruksikan semua guru untuk mencari media telekonferensi yang paling stabil untuk melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Lalu, setelah berbagai percobaan kami lakukan, baik dari segi fitur maupun kestabilan jaringan, akhirnya kami memilih Zoom Meeting.
Kemudian, semua guru pun menginstall Zoom Meeting di laptopnya masing-masing dan memulai Pembelajaran Jarak Jauh. Akan tetapi apa yang terjadi? Sebagian dari kami yang menggunakan laptop dengan spek dual core atau bahkan, notebook dengan single core kerap mengalami hang, khususnya pada saat melakukan share screen. Saat itu saya menduga, mungkin spek tersebut tidak memenuhi syarat.
Untuk itu, saya pun langsung mengecek portal Zoom untuk melihat spesifikasi yang disyaratkan dan ternyata betul dugaan saya. Zoom mengatakan seperti ini:
Artinya kira-kira bahwa laptop dengan satu prosesor (single core) atau dua prosesor (dual core) akan mengalami lag atau patah-patah saat melakukan share screen sekitar lima frame per-detik.
Oleh karena itu, kemudian, banyak dari teman-teman saya yang mengganti laptopnya agar dapat menunjang pembelajaran. Sebagian besar dari mereka membeli laptop second dengan spek middle-end (lumayan tinggi) dan hanya sedikit yang membeli laptop baru. Mengapa?
Ternyata, untuk membeli laptop baru yang memenuhi syarat Zoom harus mengeluarkan kocek sekitar enam sampai tujuh juta rupiah kala itu. Itu pun hanya mendapatkan laptop dengan spek standar: core i3 dengan RAM 4 giga dan biasanya laptop tersebut belum dilengkapi VGA eksternal NVIDIA G-Force yang sangat dibutuhkan untuk melakukan editing video pembelajaran.
Untuk itu, akhirnya saya coba membantu teman-teman saya dalam pembelian laptop.
Sekarang, sudah dua tahun sejak pertama kali pandemi terjadi dan saya sudah membeli untuk teman-teman saya tidak kurang dari lima puluh laptop. Kebetulan, guru di tempat saya mengajar jumlahnya cukup banyak, lebih dari seratus guru. Sebagian dari mereka membeli laptop untuk mengajar, sebagian untuk keluarganya, atau kerabatnya. Dan kebanyakan laptop yang saya beli untuk mereka merupakan laptop second dengan spek middle-end.
Selain tu, saya dan teman-teman pun telah mengalami banyak hal ketika menggunakan laptop untuk pembelajaran. Oleh karena itu, sekarang saya ingin berbagi tips bagaimana caranya memilih laptop untuk pembelajaran.
Merk pada umumnya tidak berhubungan dengan performa laptop, akan tetapi beberapa merk tertentu terkenal mempunyai performa yang tangguh. Menurut pengalaman saya, di antara seri lenovo yang terbaik adalah Lenovo Thinkpad.
Adapun Toshiba kini tidak lagi diproduksi di pasaran sejak lebih dari setahun yang lalu, akan tetapi kini kalian dapat memilih laptop Dell sebagai alternatif laptop yang tangguh dan memiliki stabilitas tinggi.
Sebelum membeli laptop, pertimbangkan juga untuk memilih laptop dengan, paling sedikit, empat prosesor (quad core). Untuk spesifikasi ini, Intel mempunyai Core i3, i5, i7 dan i9 adapun AMD mempunyai A6, A9, A10, A12, Rayzen 3, Rayzen 5, Rayzen 7 dan Rayzen 9.
Laptop dengan chipset Celeron atau dual core milik Intel ataupun A4 milik AMD tidak saya rekomendasikan untuk kegiatan pembelajaran online, sebab, jika kita pergi ke portal Zoom dan memperhatikan spesifikasi perangkat untuk menggunakan Zoom, seperti telah saya ceritakan di atas, di sana Zoom memberitahu kita bahwa laptop dengan dua prosesor (dual core) atau kurang dari itu (Atom, seperti pada notebook) akan mengalami lag saat share screen sekitar 5 frame per-second.
Jika kalian bersikeras ingin membeli laptop baru dengan budget sekitar enam sampai tujuh juta, maka kalian bisa memburu laptop dengan prosesor core i3 generasi 10 yang kini banyak dijual di pasaran. Biasanya, ada lambang gen 10 berwarna silver tertempel. Laptop ini mempunyai kecepatan yang setaran dengan core i5 generasi sebelumnya.
Apakah kalian bingung ingin membeli laptop dengan RAM berapa giga? 2 giga, 4 giga ataukah 8 giga? Jawabannya adalah tergantung kebutuhan kalian dalam belajar dan mengajar.
RAM atau memori komputer bekerja untuk membuka program-program yang kita install. Semakin besar RAM komputer maka semakin banyak program yang dapat kita buka. Dan juga sebaliknya, semakin kecil RAM komputer, semakin sedikit pula program yang dapat kita buka.
Oleh karena itu, jika saat pembelajaran kita membuka banyak program secara bersamaan, misalnya kita membuka sepuluh tab google chrome, satu tab WhatsApp Web, dan pada saat yang sama kita membuka Zoom, membuka dua file PowerPoint, satu file Ms. Word, maka boleh jadi kekuatan RAM kita tidak mencukupi sehingga terjadilah hang atau patah-patah pada gambar laptop kita.
Maka sekali lagi, apakah kita memerlukan RAM dengan angka 8 giga? Iya, jika kita bekerja dengan multi-tasking, dengan banyak program sekaligus. Akan tetapi jika tidak, cukuplah RAM 4 giga yang kita gunakan.
Hard drive internal adalah tempat penyimpanan sistem dan data pada laptop kita. Biasanya, hard drive kita partisi atau kita bagi menjadi dua bagian. Partisi pertama untuk tempat sistem operasi dan partisi kedua untuk tempat menyimpan data.
Pada umumnya, jenis hard drive laptop adalah HDD atau hard disk. Benda yang tertanam di laptop kita ini berisi sebuah piringan kecil berdiameter sekitar 6 cm yang akan berputar setiap kali kita memberikan perintah dengan ketik atau click. Kecepatannya luar biasa.
Akan tetapi, kini telah beredar luas hard drive jenis lain, yaitu SSD, singkatan dari Solid State Drive. Sederhananya, SSD adalah hard drive yang mirip dengan flash disk yang bekerja dengan chip, bukan dengan piringan. Dengan teknologi chip ini SSD dapat bekerja tiga kali lebih cepat daripada hardisk.
Untuk itu, bagi kalian yang ingin membeli laptop pembelajaran dengan performa lebih cepat, cobalah membeli laptop dengan SSD. Adapun soal merk SSD biasanya tidak dapat kita pilih saat membeli laptop karena SSD tersebut telah tertanam di dalamnya.
Akan tetapi, jika kalian berniat mengganti hardisk kalian dengan SSD, menurut pengalaman saya, Sandisk dan Samsung mempunyai kecepatan yang lebih baik daripada SSD merk lain.
Apa itu VGA eksternal? VGA adalah singkatan dari Video Graphics Accelerator, sebuah komponen laptop yang gunanya untuk memperlancar saat kita memutar video atau grafik. Komponen ini sangat dipertimbangkan oleh para gamer karena mereka akan terganggu jika gambar pada game yang mereka mainkan patah-patah.
Selain itu, VGA juga merupakan komponen penting bagi guru. Mengapa? Karena kini seorang guru juga dituntut untuk menjadi seorang editor video, yaitu dengan membuat video pembelajaran.
Untuk itu, jika kita mempunyai kebutuhan untuk mengedit video atau membuat gambar, misalnya dengan CorelDraw atau Adobe Illustrator, dengan Filmora, Premiere atau After Effect, maka mencari laptop dengan VGA eksternal itu sangat diperlukan.
Jika kita membeli laptop dari Intel, maka biasanya kita akan menemukan stiker bertuliskan NVIDIA G-Force berwarna hijau di atasnya. Itulah tandanya laptop tersebut mempunyai VGA eksternal. Berapa giga VGA yang tertanam tentu saja menentukan seberapa besar kualitas grafik yang akan kita lihat. VGA dengan kapasitas 2 giga tentu berbeda dengan VGA dengan kapasitas 6 giga dan VGA NVIDIA seri GTX 1080 tentu kalah dengan seri RTX 3060.
Bagaimana dengan kebutuhan pembelajaran? VGA dua giga sudah cukup.
Namun, jika kalian membeli laptop dari AMD, bukan intel, maka biasanya laptop tersebut sudah dilengkapi dengan VGA karena AMD merupakan perusahaan prosesor yang telah merger dengan perusahaan VGA Radeon.
Kelebihan membeli laptop dari AMD tentu saja karena telah mempunyai VGA yang mumpuni dan harganya biasanya lebih murah daripada laptop buatan Intel.
Akan tetapi, saya pribadi merasa walaupun laptop Intel dengan VGA lebih mahal tetapi kualitasnya lebih baik daripada AMD. Mohon maaf, para pengguna AMD, salam damai.
Hal ketujuh yang perlu kalian pertimbangkan saat membeli laptop untuk pembelajaran adalah kamera. Pastikan laptop tersebut memiliki kamera sehingga kalian dapat melakukan Zoom atau Google Meet tanpa bantuan webcam eksternal.
Mengapa saya perlu cantumkan kamera? Karena menurut pengalaman saya, terdapat beberapa laptop dengan spek middle-end yang tidak dilengkapi kamera.
Pernah suatu saat saya kepincut dengan spek sebuah laptop second dengan bodynya yang masih sangat mulus bak laptop yang baru sehari dipakai. Akan tetapi, saat saya ketahui laptop tersebut tidak memiliki webcam, saya merasa sangat tersiksa. Uhuk-uhuk.
Terakhir, soal anggaran biaya. Ngomong-ngomong, sekarang harga laptop sudah naik di pasaran. Dahulu kala, dengan uang 5 juta kalian dapat membeli laptop core i3 tetapi sekarang dengan jumlah tersebut kalian hanya dapat membawa pulang laptop dual core yang kurang memenuhi spesifikasi Zoom untuk kebutuhan share screen.
Untuk itu, kalian dapat mempertimbangkan laptop second dengan spesifikasi middle atau high-end.
Apakah laptop second aman? Kembali lagi, ini soal keyakinan. Laptop baru pun bisa saja bermasalah. Saya pernah membeli laptop A*** baru tetapi mikrofonnya rusak. Ketika saya minta ganti, laptop penggantinya pun mempunyai masalah yang sama.
Selain itu, pernah pula saya membeli laptop merk A*** baru dengan spek dual core yang setelah beberapa bulan penggunaan laptop tersebut mati total. Karena masih dalam masa garansi, saya service melalui toko tempat saya membeli. Lalu, dalam beberapa bulan laptop tersebut mati lagi. Lalu saya service lagi dan alhamdulilah sekarang tidak mati lagi.
Baik laptop baru ataupun second semuanya mempunyai risiko. Ada takdirnya masing-masing dan kalian pun pasti mempunyai pengalaman yang berbeda-beda.
Akan tetapi, saya pribadi lebih menyukai laptop second dengan spek middle-high-end dengan spek sebagai berikut:
Jika kita membeli laptop baru dengan spek di atas maka kita dapat merogoh kocek sekitar 10-12 juta rupiah, akan tetapi saya kerap membeli laptop second dengan spek di atas dengan harga setengahnya, yaitu antara 4-7 juta rupiah.
Ini pengalaman saya dan mudah-mudahan pengalaman ini bermanfaat bagi kalian yang ingin mencari laptop untuk pembelajaran.
@ 2022 MisterArie. All right reserved.