Home » Dajjal Sudah Lepas ?
Kekacauan Dajjal merupakan salah satu peristiwa besar yang diramalkan akan terjadi menjelang akhir zaman. Dalam tradisi Kristen, ia disebut Anti-Kristus (musuh Al-Masih Isa).
Kehadiran Dajjal tidak hanya menjadi ujian bagi umat manusia, tetapi juga menjadi tanda dekatnya Hari Kiamat. Kini, telah banyak pendapat dan kajian yang menunjukkan bahwa Dajjal sudah lepas. Apakah informasi ini dapat kita percaya? Ikutilah artikel ini sampai selesai.
Dalam tradisi Islam, Dajjal diyakini sebagai makhluk yang diciptakan Allah dengan sifat-sifat khusus yang memungkinkannya menjadi ujian besar bagi umat manusia. Sebagian ulama berpendapat bahwa Dajjal telah ada sejak zaman dahulu, disiapkan untuk muncul di waktu yang telah ditentukan oleh Allah. Ini teori yang pertama.
Sehubungan dengan teori yang pertama, banyak ulama telah mengemukakan beberapa riwayat hadits yang menyebutkan bahwa Dajjal hidup dalam keadaan terisolasi di sebuah tempat yang sulit dijangkau manusia. Salah satu riwayat yang terkenal adalah kisah Tamim Ad-Dari, yang mengisahkan pertemuannya dengan sosok Dajjal yang dirantai di sebuah pulau terpencil. Hal ini memperkuat keyakinan bahwa Dajjal bukanlah manusia biasa, melainkan makhluk yang telah dipersiapkan untuk menjalankan perannya sebagai ujian akhir zaman.
Namun, ada teori lain yang cukup menarik, berasal dari seorang jurnalis Mesir, Muhammad Isa Dawud. Dalam bukunya, Dajjal akan Muncul dari Segitiga Bermuda, ia mengatakan bahwa Dajjal bukan “makhluk aneh” yang diciptakan dalam keadaan seperti itu sejak awal, tetapi, dia adalah manusia biasa yang hidup sekitar seratus tahun sebelum Nabi Musa.
Ayah, ibu dan kakek Dajjal adalah penyembah berhala di Negeri Samaria (Samirah) di Palestina kuno. Menurut hadits riwayat Ahmad dalam Musnad, “ayahnya tinggi, gemuk, dan hidungnya seperti paruh burung, sedangkan ibunya… gemuk badannya”.
Tatkala lahir, Dajjal diberi-nama Musa. Tetapi di kemudian hari ia disebut juga “As-Samiri” karena tanah kelahirannya adalah Samaria atau Assamirah. Menurut Muhammad Isa Dawud, matanya terlahir cacat karena kedua orang tuanya menikah sedarah.
Musa As-Samiri mengalami penderitaan hidup sejak kecil. Ia tidak mau menyusui dan senantiasa tertidur hingga mengakibatkan ibunya menjadi demam yang luar biasa dan dua bulan kemudian ibunya meninggal. Pada saat itulah negeri di sebelah timur Laut Tengah (Mediterania) itu mengalami gempa, asalnya dari dasar laut tengah, yang menimbulkan tsunami besar. Air meloncat tumpah, membanjiri daratan. Seluruh negeri itu hancur dilibas banjir. Nyaris penduduk pulau itu tak ada yang tersisa. Tetapi As-Samiri adalah di antara yang selamat.
Pada bencana itu, Allah mengutus Jibril untuk menyelamatkan bayi As-Samiri. Ia pun diselamatkan Jibril ketika terapung di atas laut dan diselamatkan ke dalam sebuah gua. Di dalam gua di tengah pulau terpencil itulah, Samiri dirawat oleh Malaikat Jibril. Menurut riwayat, Samiri diberi air susu dari surga yang keluar dari jempol Malaikat Jbril. Begitulah hari-hari Samiri dibesarkan dalam asuhan malaikat sehingga ia tumbuh dalam usia yang panjang dan dengan kemampuan gaib yang tidak dimiliki manusia biasa. Setiap mencapai usia seratus tahun, dia akan kembali menjadi muda.
Namun, As-Samiri tidak belajar dari Jibril kecuali kekuatan gaibnya. As-Samiri melihat apapun yang disentuh Jibril menjadi hidup seolah-olah ada ruhnya. Kelak di kemudian hari, ia akan membuat patung sapi betina dari perhiasan emas orang-orang Israel. Dengan bekas telapak kuda Jibril yang lewat, ia jadikan patung itu seperti hidup dan bersuara sehingga orang-orang Israel menjadi musyrik di bawah kaki Gunung Sinai sementara Nabi Musa di atas gunung sedang meneriwa wahyu dari Allah.
Disebut “Al-Masih Ad-Dajjal” dalam hadits, karena salah satu matanya buta.
Dajjal adalah seorang laki-laki dari keturunan Nabi Adam yang memiliki sifat buruk, pembohong besar. seorang laki-laki, masih muda, berkulit merah, pendek, jarak antara kedua betisnya berjauhan (leter o), berambut keriting, keningnya lebar, dadanya bidang, mata yang kanannya buta, mata tersebut tidak muncul tidak pula tertancap dalam seakan-akan buah anggur yang menonjol, sementara di atas matanya yang kiri ada daging keras yang tumbuh, di antara kedua matanya tertulis huruf ك، ف، ر dengan huruf yang terputus-putus, atau (كافـر) dengan bersambung, setiap muslim dapat membacanya, baik dia orang yang buta huruf maupun tidak. Dan di antara sifatnya bahwa dia orang yang mandul, tidak memiliki anak.
إِنَّ الدَّجَّالَ مَمْسُوْحُ الْعَيْنِ.
“Sesungguhnya Dajjal itu terhapus (buta) sebelah matanya.” (Shahih Muslim)
إِنَّ اللهَ تَعَالَى لَيْسَ بِأَعْوَرَ، أَلاَ وَإِنَّ الْمَسِيْحَ الدَّجَّالَ أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُمْنَى؛ كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ
“Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak picek (buta sebelah), dan ketahuilah sesungguhnya al-Masih Dajjal adalah picek mata sebelah kanannya. Mata-nya bagaikan anggur yang menonjol.”
(HR. Bukhari)
إِنَّ مَسِيْحَ الدَّجَّالِ رَجُلٌ، قَصِيْرٌ، أَفْجَعُ، جَعْدُ، أَعْوَرٌ، مَطْمُوْسُ الْعَيْنِ، لَيْسَ بِنَاتِئَةٍ وَلاَ جَحْـرَاءَ، فَإِنْ أَلْبَسَ عَلَيْكُمْ؛ فَاعْلَمُوْا أَنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ.
“Sesungguhnya Dajjal adalah seorang laki-laki, pendek, jarak antara kedua betisnya berjauhan, keriting, buta sebelah, mata yang terhapus tidak terlalu menonjol, tidak pula terlalu ke dalam, maka jika dia melakukan kerancuan (mengaku sebagai Rabb) kepadamu, maka ketahuilah sesung-guhnya Rabb kalian tidak buta sebelah.”
(HR. Abu Daud, dari Ubadah bin Ash-Shamit)
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما : أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْه وسَلَّم ذَكَرَ الدَّجَّالَ ؛ فَقَال هُوَ أَعْوَرُ هِجَانٌ كَأَنَّ رَأْسَهُ أَصَلَةٌ، أَشْبَهُ رِجَالِكُمْ بِهِ عَبْدُ الْعُزَّى بْنُ قَطَنٍ فَإِمَّا هَلَكَ الْهُلَّكُ فَإِنَّ رَبَّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
“Dajjal matanya buta sebelah, kulitnya putih.” (Dalam satu riwayat): “Kulitnya putih seperti keledai putih. Kepalanya kecil dan banyak gerak, mirip dengan Abdul ‘Uzza bin Qathan. Jika ada orang-orang yang binasa (mengikuti fitnahnya), ketahuilah Rabb kalian tidaklah buta sebelah.” (HR Ahmad dan Ibnu Hibban)
وَأَمَّا مَسِيْحُ الضَّلاَلَةِ؛ فَإِنَّهُ أَعْوَرُ الْعَيْنِ، أَجْلَى الْجَبْهَةِ، عَرِيْضُ النَّحْرِ، فِيْهِ دَفَأٌ.
“Adapun Masihud Dhalalah (Dajjal), maka sesungguhnya dia buta se-belah matanya, keningnya lebar, atas dadanya bidang dan badannya agak bongkok.” (HR. Ahmad, dari Abu Hurairah)
اَلدَّجَّالُ أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُسْرَى، جُفَالُ الشَّعَرِ.
“Dajjal itu buta mata sebelah kirinya, dan berambut gembal” (HR. Muslim, dari Hudzaifah)
وَإِنَّ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مَكْتُوْبٌ كَافِرٌ.
“Dan sesungguhnya di antara dua matanya tertulis Kaafir.”
(HR. Bukhari, dari Anas)
ثُمَّ تَهَجَّاهَا (ك، ف، ر)؛ يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُسْلِمٍ.
“… Kemudian beliau mengejanya kaaf faa’ raa’, setiap muslim dapat membacanya.”
(HR. Muslim)
Menurut hadits riwayat Muslim dari Fatimah binti Qais, kala Rasulullah masih hidup, ada beberapa sahabat nabi yang terombang-ambing di lautan, entah Laut Syam (Mediterania), Laut Merah, Laut Arab (Selatan Yaman), atau Teluk Persia, lalu mereka bertemu dengan Dajjal.
Dalam hadits tersebut tersibak informasi penting bahwa Dajjal sudah ada namun masih terpenjara di sebuah pulang terpencil dan dijaga oleh se”orang” makhluk bernama Al-Jassasah.
Baca hadits lengkapnya: Sahabat Nabi, Al-Jassasah, dan Dajjal
فَانْطَلَقْنَا سِرَاعًا حَتَّى دَخَلْنَا الدَّيْرَ فَإِذَا فِيهِ أَعْظَمُ إِنْسَانٍ رَأَيْنَاهُ قَطُّ خَلْقًا وَأَشَدُّهُ وِثَاقًا مَجْمُوعَةٌ يَدَاهُ إِلَى عُنُقِهِ مَا بَيْنَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى كَعْبَيْهِ بِالْحَدِيدِ قُلْنَا وَيْلَكَ مَا أَنْتَ قَالَ قَدْ قَدَرْتُمْ عَلَى خَبَرِي فَأَخْبِرُونِي مَا أَنْتُمْ قَالُوا نَحْنُ أُنَاسٌ مِنْ الْعَرَبِ رَكِبْنَا فِي سَفِينَةٍ بَحْرِيَّةٍ فَصَادَفْنَا الْبَحْرَ حِينَ اغْتَلَمَ فَلَعِبَ بِنَا الْمَوْجُ شَهْرًا ثُمَّ أَرْفَأْنَا إِلَى جَزِيرَتِكَ هَذِهِ
“Kami segera pergi hingga memasuki perkampungan, ternyata disana ada orang terbesar yang pernah kami lihat, paling kuat dan tangannya terbelenggu dileher, antara lutut dan mata kakinya terbelenggu besi. Kami berkata: Celakalah kamu, apa kau ini? ia menjawab: Kalian telah mengetahuiku, maka beritahukan siapa kalian? Mereka menjawab: Kami dari arab, kami naik perahu. Saat gelombang menghebat, kami dipermainkan selama sebulan kemudian kami menepi ke pulaumu ini.” (HR. Muslim dari Fatimah binti Qais)
Sebagaimana telah diceritakan di muka, terutama dari teori kedua dari Muhammad Isa Dawud, Dajjal bermula dari lahirnya seorang manusia bernama Musa As-Samiri. Karena suatu bencana tsunami, ia pun Allah selamatkan dengan mengutus Jibril yang mengasuhnya dengan banyak keajaiban, di sebuah pulau terpencil.
Namun, pada usia mudanya, As-Samiri melarikan diri dari persembuyiannya. Sejak itu ia mempunyai cita-cita aneh. Ia bercita-cita ingin menjadi tuhan. Ia ingin manusia menyembahnya. Mungkin, keinginan ini lahir karena Samiri dianugerahi keistimewaan-keistimewaan, berkat pergaulannya dengan Malaikat Jibril. Di samping juga karena kondisi kesehatannya yang selalu prima. Seperti telah dikemukakan di muka, As-Samiri tidak pernah tua dan pikun. Setiap mencapai usia seratus tahun ia akan menjadi muda kembali.
Maka, untuk menjadi tuhan, agar manusia menyembahnya, ia bertekad untuk mempelajari sihir-sihir di dunia. As-Samiri pun mendatangi guru-guru sihir ternama dan berguru kepada mereka. Peristiwa ini terjadi, mungkin di sekitar waktu ketika Nabi Musa berdakwah kepada Fir’aun di Mesir.
Di kemudian hari, As-Samiri menyusup ke dalam rombongan eksodusnya bangsa Israel dan, seperti telah disinggung di muka, ia menghasut Bani Israel untuk membuat sapi betina sementara Nabi Musa sedang mendaki Bukit Sinai.
Konon, insiden sapi betina itu bukanlah yang terakhir. As-Samiri juga yang membelokkan iman orang-orang Yahudi-Nasrani sehingga mereka meyakini Isa sebagai anak Tuhan. As-Samiri “berbohong” kepada muridnya, Paulus. Ia mengajarkan konsep anak-Tuhan, sebuah keyakinan yang telah menyesatkan penduduk Mesir.
Mungkin, sejak memiliki keinginan menjadi Tuhan, belajar dari para master sihir, dan mulai membohongi umat para nabi-nabi Allah di sepanjang zaman, mengajarkan mereka keyakinan yang menyesatkan, termasuk faham “Anak-Tuhan” dalam Kristianitas, sejak itulah ia menjadi Dajjal.
Di era modern, muncul teori-teori yang mengaitkan Dajjal dengan organisasi atau kekuatan global tertentu. Dajjal dipahami sebagai metafora atas kekuatan-kekuatan dunia yang menyesatkan, bahkan membahayakan dari sudut pandang tertentu.
Beberapa kalangan percaya bahwa Dajjal sudah “muncul” dalam bentuk sistem atau gerakan yang menguasai dunia, seperti elit global, Illuminati, atau Freemasonry. Mungkin ini sistem yang bersifat “dajjal” (dengan d kecil); mungkin pula sistem dajjal ini dipimpin oleh Dajjal (dengan D besar). Pada bagian ini, saya akan banyak merujuk kepada buku Jerry D. Gray, Bayang-Bayang Gurita: Menungkap Pergerakan Freemason dan Organisasi Anti-Islam Dunia.
Pada nyatanya, illuminati dan Freemasonry, yang dikendalikan oleh sempalan Yahudi, ini dianggap menyebarkan ideologi yang menjauhkan manusia dari keimanan melalui kontrol media, politik, dan ekonomi dunia. Tujuannya adalah satu: menguasai dan mengendalikan dunia, membuat manusia “bersujud” kepada dajjal, atau Dajjal. Organisasi-organisasi ini menentukan “siapa yang patut menjadi pemimpin sebuah negara, pemimpin mana yang harus dielemininasi, siapa yang akan hidup dan siapa yang harus mati.”
Menurut Gray, dajjal sementara “berkantor-pusat” di jantung Amerika: White House, ia melancarkan tujuan-tujuannya dengan menghegemoni PBB (United Nations), UNESCO, Council on Foreign Relations, Trilateral Commission, Bilderberg Group, Gorbachev Foundation, dan Club of Rome.
Namun, pemerintahan rahasia dajjal ini ditampakkan melalui simbol-simbol dalam logo-logo organisasi dan uang kertas Amerika.
Dalam uang tersebut, persis di bawah piramida yang puncaknya adalah “mata satu”, terdapat sebuah pita bertuliskan kalimat Latin, “Novus Ordo Seclorum” yang berarti “Tatanan Dunia Baru” atau “Tatanan Zaman Baru”, sebuah kalimat yang sering diucapkan George Bush.
Lalu, zaman baru apa yang diinginkan oleh “dajjal”? Apakah dunia tanpa otoritas agama yang dicita-citakan Renaissance? Apakah dunia dengan kendali terpusat secara digital dengan kemajuan ICT, big data, dan satelit? Apakah dunia yang populasinya disusutkan seperti yang dilakukan Thanos dalam film The Avengers End Game?
Memang, banyak yang menyebut pula bahwa “program kerja” “dajjal” diiklankan secara simbolik dalam budaya populer, seperti film-film Hollywood: The Avengers, Minions (dengan simbol mata satunya), Illuminati, dan semacamnya, di mana karakter atau narasi tertentu mencerminkan sifat-sifat dan tujuan Dajjal, seperti kekuatan besar, tipu daya, dan kemampuan untuk memengaruhi massa. Seakan-akan, Dajjal ingin menyampaikan kepada orang-orang beriman, “Hai, Aku sudah tiba, dan kalian benar-benar buta untuk menyadarinya!”
Dengan budaya populer (film, buku, internet) yang digandrungi semua orang di dunia, seakan-akan Dajjal sedang menunjukkan bahwa peringatan Hadits Nabi tentang “Air yang sebenarnya api” dan “api yang sebenarnya air” akan benar-benar menjadi nyata dan tak terhindarkan bagi orang-orang beriman.
Tidak ada yang benar-benar dapat memastikan apakah Dajjal sudah lepas. Jika kita percaya pada teori konspirasi di atas bahwa sistem “dajjal” ini benar-benar dikendalikan oleh Dajjal, maka, iya, dia sudah lepas.
Kekacauan Dajjal akan menjadi ujian terberat yang pernah dihadapi umat manusia. Dalam riwayat hadits, Rasulullah SAW menggambarkan bahwa Dajjal akan muncul di tengah-tengah manusia membawa fitnah yang luar biasa besar. Ia akan mengklaim dirinya sebagai Tuhan, dan banyak manusia akan terpedaya oleh kemampuannya yang luar biasa.
Dajjal akan menjelajahi seluruh penjuru bumi kecuali Mekah dan Madinah, yang dijaga oleh malaikat. Kehadirannya akan menguji iman setiap individu. Mereka yang memiliki keimanan kokoh akan selamat dari fitnahnya, sementara mereka yang lemah imannya akan terseret dalam tipu dayanya.
Akhir dari perjalanan Dajjal telah dijelaskan dalam berbagai riwayat. Menurut hadits, Dajjal akan dibunuh oleh Nabi Isa AS di sebuah tempat bernama Ludd (dekat wilayah Palestina modern). Nabi Isa AS, yang turun kembali ke dunia, akan memimpin umat manusia melawan Dajjal dan pengikutnya. Dengan terbunuhnya Dajjal, fitnah besar ini akan berakhir, dan dunia akan memasuki fase baru di bawah kepemimpinan Nabi Isa AS.
Fitnah Dajjal merupakan ujian besar yang menuntut setiap individu untuk mempersiapkan diri dengan keimanan yang kokoh. Pemahaman tentang asal-usul, perjalanan, dan akhir dari Dajjal memberikan gambaran jelas tentang pentingnya menjaga iman dan berpegang teguh pada ajaran agama. Sebagaimana yang diajarkan dalam Islam, doa dan amal saleh adalah benteng utama untuk menghadapi fitnah akhir zaman, termasuk fitnah Dajjal.