Kelas Digital MisterArie adalah website belajar online terbaik dan terpercaya dalam menyediakan bagi kalian referensi, pengayaan dan bimbingan belajar.
Kim Young Hoon dari Korea Selatan ramai diperbincangkan media karena memiliki IQ 276, tertinggi di dunia, berdasarkan Kejuaraan Memori Dunia atau World Mind Sports Council yang ia menangkan.
Rata-rata orang disebut cerdas jika memiliki IQ sebesar 180 tetapi Kim Young Hoon melampaui angka itu. Nilai IQ 276 yang diraihnya jelas telah jauh mengalahkan pemenang sebelumnya, Terence Tao yang didaulat sebagai pemilik IQ tertinggi di dunia dengan nilai 230.
Kim merupakan lulusan Yonsei University di Seoul, Korea Selatan. Ia juga pernah menempuh pendidikan di bidang psikologi, ilmu saraf, konseling & pembinaan, linguistik, sosiologi, filsafat, dan teologi nondenominasional di King’s College London Institute of Psychiatry, Psychology & Neuroscience, University of London, Korea University, dan Yonsei University.
Selain itu, Kim juga pernah dinominasikan sebagai Doktor Kehormatan Sains oleh Queen Mary, University of London pada tahun 2024 dan saat ini, ia telah menjadi penasihat kemitraan penelitian dan bekerja sama dengan laboratorium dan pusat penelitian di University of Cambridge dan Yale University. Latar belakang pendidikannya sangat baik.
Dengan kecerdasan yang dimilikinya, Kim menjadi pendiri United Sigma Intelligencel Association, yaitu kelompok nirlaba yang beranggotakan lebih dari 100 orang cerdas di seluruh dunia, termasuk profesor dari universitas ternama Harvard, Yale, dan Princeton.
Ketika ditanya, apakah yang ingin dilakukan dengan kecerdasannya, Kim menjawab: “I want to research and help improve people’s brainpower around the world using my talents in the future” (saya ingin melakukan penelitian dan dengan bakat yang saya miliki, saya ingin membantu meningkatkan kekuatan otak orang-orang di dunia pada masa depan).
Lembaga yang memberikan gelar Pemilik IQ tertinggi di dunia kepada Kim adalah World Mind Sports Council. Lembaga yang didirikan oleh Tony Buzan ini selalu menyelenggarakan kejuaraan otak tingkat dunia.
Selain itu, World Mind Sports Council juga merupakan organisasi yang menyelenggarakan The Speed Reading Championships dan The World Mind Mapping Championships.
Singkatnya, tujuan World Mind Council adalah ingin mengembangkan IQ manusia. Memang seberapa pentingkah IQ itu?
IQ atau Intelligence Quotient merupakan kemampuan seseorang untuk menalar, memecahkan masalah, belajar, memahami gagasan, dan berpikir, singkatnya, segala hal yang dibutuhkan untuk menciptakan sesuatu dan pada kelanjutannya, membangun peradaban.
Sejak tahun 1890-an, orang-orang Eropa telah memberikan perhatian besar pada IQ. Oleh karena itu, berbagai macam tes IQ dibuat dan dikembangkan untuk menjaring manusia unggul, baik di tempat kerja ataupun di lembaga pendidikan.
Francis Galton, sepupu Charles Darwin, pertama kali mengukur IQ dari aspek kegesitan dan refleks otot-otot manusia. Ia berasumsi, orang yang gesit dan cepat dalam bertindak merupakan orang cerdas.
Lalu, pengembangan tes IQ selanjutnya dilakukan oleh Alfred Binet, seorang ilmuwan Prancis pada abad ke-20. Bagi Binet, mengukur kecerdasan dilakukan dengan penerapan bahasa dan logika matematika.
Pada tahun 1881, Binet ditugaskan pemerintah Prancis untuk mengidentifikasi IQ anak-anak (usia 2-15 tahun) yang akan masuk sekolah. Tujuannya adalah untuk memberikan kelas khusus bagi mereka yang memiliki IQ rendah.
Pada mulanya Binet menilai kecerdasan dengan mengukur keliling tengkorak kepala anak-anak (kraniometri), namun di kemudian hari metode ini ia tinggalkan dan ia ganti dengan berbagai macam tes. Penggunaan tes IQ ala Binet masih bertahan dilakukan orang-orang pada masa kini.
Pada tahun 1983, psikolog Harvard, Howard Gardner menawarkan konsep baru tentang siapa orang yang disebut cerdas. Menurut Gardner, semua manusia mungkin cerdas menurut bakatnya masing-masing.
Menurut Gardner, kecerdasan matematika bukanlah satu-satunya ukuran kecerdasan. Karena, berdasarkan penelitian terhadap bagian-bagian otak, sebagian otak kita memang mengatur fungsi logika, tetapi ada bagian otak lain yang mengatur fungsi seni, spiritual, emosional dan sebagainya. Dengan demikian, Gardner mengemukakan apa yang kini dikenal sebagai Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences).
Baca juga: Kecerdasan Majemuk: Bagaimana Mengetahui Jenis Kecerdasan Kita?
Teori IQ dan Teori Kecerdasan Majemuk yang dikemukakan di atas sebetulnya tidak bertentangan dengan Islam. Karena, pada dasarnya, kedua jenis kecerdasan tersebut hanyalah alat bagi manusia untuk memaksimalkan dirinya dalam membangun peradaban, menjadi Khalifah di muka bumi.
Namun, dalam Islam, tujuan hidup bukan hanya membangun peradaban. Betapa banyak ayat Al-Quran yang menginformasikan bahwa peradaban ini akan hancur lebur: bintang berjatuhan, matahari menggulung, bumi berguncang lalu pecah, gunung-gunung terpental. Lalu, seperti kata Qur’an,
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْاَرْضُ غَيْرَ الْاَرْضِ وَالسَّمٰوٰتُ وَبَرَزُوْا لِلّٰهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ ٤٨
… bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit. Mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.
Setelah peradaban di planet bumi ini hancur, maka manusia akan berkumpul di Padang Mahsyar. Lalu, mereka akan dibawa ke Pengadilan Allah. Orang-orang yang amal shalehnya cukup berat akan dibawa ke Negeri Surga dan mereka yang amal shalehnya terlalu ringan, sedikit dan kurang syarat untuk masuk surga, maka mereka akan digiring ke neraka selama-lamanya. Inilah keyakinan Islam yang diajarkan oleh para Nabi.
Oleh karena itu, setelah mati, kita tidak lagi mempunyai pilihan. Kita hanya bisa menunggu keputusan apakah kita akan kekal abadi di surga ataukah kekal abadi disiksa di neraka.
Kita hanya mempunyai pilihan selama kita belum mati, selama masih hidup di dunia ini. Allah sudah menunjukkan kepada kita dua jalan: jalan Allah atau jalan setan, hidup dengan iman dan amal shaleh atau hidup dengan tanpa iman dan penuh dosa. Selagi masih hidup, kita mempunyai kebebasan untuk memilih jalan yang mana.
Oleh karena itu, bagi seorang muslim, orang yang paling cerdas bukanlah orang dengan nilai IQ paling tinggi. Melainkan, orang yang paling cerdas adalah orang yang tahu bahwa setelah mati akan ada surga dan neraka, lalu dia bertekad untuk masuk surga, maka ia segera beriman dan melakukan amal-amal shaleh selama masih hidup di dunia.
Kelas Digital MisterArie adalah website belajar online terbaik dan terpercaya dalam menyediakan bagi kalian referensi, pengayaan dan bimbingan belajar.