Kelas Digital MisterArie adalah website belajar online terbaik dan terpercaya dalam menyediakan bagi kalian referensi, pengayaan dan bimbingan belajar.
Home » Periodisasi Sejarah Peradaban Islam
Peradaban Islam berlangsung selama seribu lima ratus tahun sejak pertama kali berdiri pada abad ketujuh di jazirah Arab. Untuk memahami sejarah panjang ini, biasanya para ahli sejarah membaginya ke dalam beberapa periode. Periode-periode tersebut menggambarkan karakteristik peradaban yang berlangsung di dalamnya.
Menurut Prof. Harun Nasution dalam Islam dalam Berbagai Aspek, sejarah peradaban Islam dapat dibagi menjadi tiga babak atau tiga periode. Pertama, babak klasik, yang berlangsung pada tahun 650 sampai 1250 M. Lalu, babak pertengahan, yang berlangsung pada tahun 1250 sampai 1800 M. Dan terakhir, babak modern, yang berlangsung sejak tahun 1800 M hingga sekarang.
Pada periode klasik, peradaban Islam lahir, muncul, lalu tumbuh dan berkembang sehingga menjadi mercusuar yang menerangi dunia pada masanya. Pada masa ini kita dapat melihat Nabi Muhammad mulai berdakwah, lalu hijrah ke Madinah dan mendirikan negara Islam Madinah yang kuat. Para pengganti (Khalifah) nabi setelah itu pun berhasil mengkonsolidasikan suku-suku Arab ke bawah naungan Islam dan membawa Islam keluar Arab. Kemudian, dinasti Bani Umayyah menyebarkan Islam hingga ke Spanyol pada 712 M dan disusul dinasti Abbasiyah yang menjadi pusat ilmu pengetahuan, mewarisi kearifan Yunani dan India. Periode tumbuh dan berkembang ini merupakan tahap pertama dari periode klasik yang berlangsung pada 650 sampai 1000 Masehi.
Tahap kedua dari periode ini berlangsung sejak 1000 M hingga 1250 M. Pada masa ini, peradaban Islam mengalami disintegrasi: Dinasti Bani Abbasiyah melemah, khalifah tidak memiliki kekuasaan lagi, hanya menjadi simbol belaka. Perang Salib yang dimulai pada periode ini berhasil merebut Yerussalem tetapi tidak menyebabkan guncangan berarti pada keseluruhan dunia Islam. Pada saat yang sama, berdirilah kerajaan-kerajaan kecil Islam yang otonom.
Periode panjang ini dibagi lagi menjadi tiga babak. Pertama, selama dua ratus lima puluh tahun, yaitu antara tahun 1250 M hingga 1500 M, peradaban Islam mengalami kemunduran akibat serangan bangsa Mongol yang mengerikan. Jengis Khan dan keturunannya menggempur dan meruntuhkan peradaban Islam hingga nyaris tak dapat bangkit lagi. Ini adalah periode kemunduran.
Pada periode kemunduran ini, kerajaan-kerajaan Kristen di Spanyol Islam (yang disebut Andalusia) bangkit untuk merebut kembali tanah mereka hingga pada tahun 1491-1492 M, benteng Islam terakhir di Granada pun jatuh ke tangan Raja Ferdinand II yang beragama Katolik. Konon, penduduk muslim Spanyol diberikan dua pilihan pahit: masuk Kristen atau dibunuh, tetapi kebanyakan dari mereka akhirnya melarikan diri, menyeberangi laut ke Maroko. Akhirnya pada tahun 1609 M, semua unsur Islam telah lenyap dari Spanyol.
Lalu, babak kedua dari periode pertengahan, dari tahun 1500-1700 M, adalah munculnya era kejayaan kedua Islam: Kesultanan Turki Bani Usmani berdiri dengan megahnya sebagai negara terbesar di dunia kala itu, tanah suci Makkah dan Madinah berada di bawah perlindungan kesulitanan ini. Lalu, di sebelah timur ada kerajaan Safawi yang merupakan negara Syi’ah pertama di dunia dan juga ada Kerajaan Moghul, yaitu kerajaan orang-orang Mongol Muslim di tanah India.
Kemudian, sejak tahun 1700 sampai 1800, peradaban Islam kembali mengalami kemunduran, dan ini yang kedua kalinya terjadi. Peristiwa yang menandai kemunduran ini adalah jatuhnya Mesir ke tangan Napoleon Bonaparte, jendral perang Prancis yang tangguh. Di Mesir, Napoleon bukan hanya membawa prajurit bersenjata, tetapi juga membawa kaum ilmuwan Eropa. Mereka mempelajari Mesir dan dunia Islam sekaligus memperkenalkan kebudayaan Eropa kepada orang-orang Islam. Sejak saat inilah orang-orang Islam, mulai dari Mesir hingga ke wilayah lainnya, mulai kehilangan identitas dan kebanggaan sebagai muslim dan menjadikan Eropa sebagai peradaban ideal.
Setelah Mesir, perlahan-lahan wilayah Islam lainnya jatuh ke bawah kekuasaan orang-orang Eropa. Kesultanan Turki Bani Usmani mulai bangkrut dan tidak sanggup mempertahankan imperiumnya yang sangat luas. Perlahan-lahan orang-orang Eropa mulai menjajah ketiga kerajaan besar di dunia Islam.
Pada akhirnya, tiga kerajaan besar Islam tersebut runtuh. Wilayahnya dicacah oleh penjajah Eropa sehingga negara-negara baru berdiri atas dasar kebangsaan, bukan agama. Tidak ada lagi imperium, hanya tinggal “negara bangsa” (nation state). India berdiri, lalu Pakistan. Iran dan Irak juga demikian. Turki Usmani hanya mendapatkan sisa wilayah di Asia Kecil. Akhirnya, Jazirah Arab pun memerdekakan diri: Ibnu Sa’ud bersama Muhammad bin Abdul Wahhab menaklukkan tanah suci dan mendirikan Kerajaan Saudi. Negara-negara di utara Arab juga demikian, Libanon, Yordan, Palestina, Suriah, semuanya berdiri sendiri sebagai negara bangsa.
Pada periode modern ini, umat Islam mengalami alienasi, keterasingan, dan kehilangan identitas sebagai muslim. Sebab, peradaban Islam yang mereka banggakan telah runtuh di tangan orang-orang Kafir dari Eropa. Apakah Islam telah kalah? Apakah orang-orang yang beriman telah tunduk kepada orang-orang Barat?
Situasi keterasingan dan krisis inilah yang akhirnya menimbulkan banyak pemikiran dan gerakan baru di dunia Islam: Tauhidisme/ Wahabisme di Saudi Arabia, revolusi Islam Syi’ah di Iran, Ikhwanul Muslimin di Mesir, Sekularisasi Mustafa Kemal di Turki, atau Jama’at Islami Al-Maududi di Pakistan. Semua pemikiran dan gerakan baru tersebut adalah jawaban-jawaban yang berbeda untuk menjawab pertanyaan yang sama: bagaimana menjadi seorang muslim di dunia modern?
Kelas Digital MisterArie adalah website belajar online terbaik dan terpercaya dalam menyediakan bagi kalian referensi, pengayaan dan bimbingan belajar.