Shalat Istisqa

Facebook
WhatsApp
Email
shalat istisqa

Daftar Isi

Apa Itu Shalat Istisqa?

Shalat Istisqa artinya secara bahasa adalah “shalat meminta hujan”. Menurut Imam Asy-Syafi’i dalam Kitab Al-Umm, Bab Shalat, jika terjadi musim kemarau yang berkepanjangan yang menimbulkan krisis air di mana-mana, maka hendaknya (sunnah) seorang imam atau pemimpin mengadakan Shalat Istisqa. Bagaimana jika pemimpin tersebut tidak mengadakan shalat ini? Dia tidak berdosa, hanya meninggalkan satu sunnah atau satu keutamaan.

Siapa Imam Shalat Istisqa?

Setiap imam atau orang yang memimpin shalat Jum’at, Shalat Idul Fitri, dan Shalat ‘Idul Adha, dapat menjadi imam Shalat Istisqa. Jika di suatu masyarakat tidak ada orang yang mampu menjadi imam, maka mereka boleh mengundang imam dari masyarakat atau daerah lain.

Bolehkah Meminta Hujan Tanpa Shalat Istisqa?

Boleh. Kita bisa meminta hujan tanpa melaksanakan shalat Istisqa, misalnya, kita berdiri di hadapan jama’ah dan berkhutbah sembari berdoa meminta hujan. Atau, seusai shalat fardhu kita berdoa meminta hujan.

Apakah Perlu Dilakukan Adzan?

Adzan dan Iqomah hanya dikumandangkan untuk shalat fardhu. Shalat istisqa dan shalat-shalat sunnah lainnya dilakukan tanpa adzan dan iqomah.

Bagaimana Memulai Shalat Istisqa?

Pada masa lalu, seorang imam pernah memerintahkan berpuasa selama tiga hari berturut-turut sebelum shalat istisqa, di samping melakukan amal kebaikan lainnya sesuai kemampuan masing-masing. Namun, menurut Imam Syafi’i, lebih baik kita melaksanakan Shalat Istisqa sembari melaksanakan puasa (di hari yang keempatnya).

Selain memulai dengan kebaikan (puasa dan amal lain), kita juga dianjurkan untuk menjauhkan diri dari perbuatan zalim, baik menyangkut harta benda, darah, atau kehormatan orang lain.

Bagaimana Pergi Ke Tempat Shalat Istisqa?

Saat Shalat Istisqa’, Imam Syafi’i menganjurkan kita pergi ke tempat yang biasa digunakan untuk melaksanakan Shalat Id atau di tempat yang cukup luas dengan memakai pakaian yang bagus, memakai parfum, dan membawa siwak. Kata beliau:

Saya menganjurkan agar anak-anak dan kaum wanita yang sudah tua dan tidak lagi menawan diajak keluar untuk menunaikan shalat istisqa. Saya tidak menyukai bila wanita-wanita muda yang sekiranya dapat menimbulkan fitnah juga mengikuti shalat istisqa.”

Bagaimana Jika Hujan Turun sebelum Shalat?

Jika turun hujan, baik gerimis atau lebat, saat shalat, maka shalat Istisqa tetap harus dilaksanakan. Tetapi jika bubar, tidak ada sanksi apapun. 

Namun, jika hujan turun sebelum shalat dimulai, maka kita boleh memilih: akan meneruskan shalat atau menunda sampai hujan reda.

Bagaimana Tata Cara Shalat Istisqa?

Pertama berwudu, lalu imam memimpin shalat (seperti Shalat ‘Id). Setelah niat dan takbiratul ihram, pada raka’at pertama, imam membaca 7 takbir sebelum Al-Fatihah dan pada raka’at kedua, ia membaca hanya 5 takbir.

Lalu, setelah shalat, imam berdiri untuk melaksanakan Khutbah. Pada khutbah Shalat Istisqa itu, imam bertakbir, bertahmid, membaca shalawat kepada Nabi Saw. dan memohon ampunan (beristighfar) sebanyak-banyaknya.

Adapun isi khutbah shalat Istisqa’ adalah tentang permohonan ampun kepada Allah atas segala dosa-dosa yang pernah dilakukan. Diriwayatkan dari Al-Muthallib bin As-Sa’ib, katanya:

Umar menunaikan Shalat Istisqa’ dan sebagian besar isinya doanya untuk memohon ampunan

Sebagaimana shalat Id, khutbah dalam shalat Istisqa dilakukan sebanyak dua kali. Namun, jika terlanjur sudah dilakukan hanya sekali, hal itu tidak menjadi dosa/kesalahan.

Setelah menyampaikan isi khutbah, imam duduk sejenak lalu berdiri kembali untuk menyampaikan khutbah kedua. Sebelum khutbah kedua dimulai, imam disunnahkan untuk berbalik-kanan (menghadap kiblat) lalu memindahkan selendangnya dari kanan ke kiri dan sebaliknya. Kemudian, ia mengangkat tangannya untuk berdoa sembari menghadap kiblat. Hukum memindahkan selendang ini adalah sunnah.

Setelah itu, imam berbalik kembali menghadap jama’ah lalu seperti biasanya dalam shalat Jum’at: bertahmid, memerintahkan amal shaleh, membaca shalawat kepada nabi saw., mendoakan orang-orang mukmin, membaca 1 ayat al-Qur’an, dan seterusnya, hingga khutbah kedua selesai. Setelah itu, imam kembali menghadap kiblat, membalikkan selendang dan berdoa meminta hujan.

Adapun doa yang biasa dibaca saat shalat istisqa adalah sebagai berikut:

 اللَّهُمَّ اسْقِنَا، اللَّهُمَّ اسْقِنَا، اللَّهُمَّ اسْقِنَا

Ya Allah berilah kami hujan, Ya Allah berilah kami hujan, Ya Allah berilah kami hujan.”

اللهمّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيْثًا سَرِيْعًا مَرِيْعًا غَدَقًا طَبَقًا، عَاجِلًا غَيْرَ رَائِفٍ، نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ تَمْلَأُ بِهِ الضَّرْعُ، وَيَنْبُتُ بِهِ الزَّرْعُ وَتُحْيِي بِهِ الْأَرْضُ بَعْدَ مَوْتِهَا وَكَذَلِكَ تُخْرِجُوْنَ

Artinya: Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami, hujan yang merata, segera, menyuburkan, lebat, merata, segera tanpa kelambatan, bermanfaat tanpa bahaya. Hujan yang dapat memenuhkan ambing (kantong kelenjar) susu binatang ternak, yang menumbuhkan tanaman, yang menghidupkan tanah setelah mati (karena kekeringan).

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Join Komunitas Kelas Digital MisterArie