Kisah Bisyr Al-Hafi Memungut Potongan Al-Qur'an

sufi

Daftar Isi

Siapa Bisyr Al-Hafi?

Bisyr bin Harits adalah seorang sufi yang dikenal juga sebagai Abu Nashr Bisyr bin al-Harits al-Hafi. Ia lahir di dekat kota Merv sekitar tahun 150 Hijriah /767 Masehi. Setelah meninggalkan hidup berfoya-foya, ia mempelajari Hadits di Baghdad, kemudian hidup sebagai pengemis yang terlunta-lunta, kelaparan dan bertelanjang kaki (hafi) sehingga dijuluki Al-Hafi. 

Kisah Taubat Bisyr Al-Hafi

Sewaktu masih muda, Bisyr Al-Hafi adalah seorang pemuda berandal. Pada suatu hari, dalam keadaan mabuk dan tidak sadar, ia berjalan terhuyung-huyung. Tiba-tiba, ia menemukan secarik kertas bertuliskan: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang“. Kertas tersebut sudah kotor.

Maka, Bisyr pergi ke sebuah toko minyak wangi dan membeli minyak mawar untuk mengharumkan kertas tersebut kemudian menyimpannya dengan hati-hati di rumahnya.

Kemudian, pada malam harinya, ada seorang manusia saleh bermimpi. Dalam mimpi itu ia diperintah Allah untuk mengatakan kepada Bisyr: “Engkau telah mengharumkan nama-Ku, maka Aku pun telah mengharumkan dirimu. Engkau telah memuliakan nama-Ku, maka Aku pun telah memuliakan dirimu. Engkau telah mensucikan nama-Ku, maka Aku pun telah mensucikan dirimu. Demi kebesaran-Ku, niscaya Ku-harumkan namamu, baik di dunia maupun di akhirat nanti“. 

Terbangun dari tidurnya, orang saleh itu berfikir, “Bisyr adalah seorang pemuda berandal. Mungkin aku telah bermimpi salah”. Oleh karena itu ia pun segera bersuci, shalat kemudian tidur kembali.

Namun saat tidur, tetap saja ia mendapat mimpi yang sama. Setelah tiga kali bangun dan tidur, ternyata orang saleh itu tetap mengalami mimpi yang sama. 

Maka, pada keesokan harinya, orang saleh itu pergi mencari Bisyr. Dari seseorang yang ditanyanya, ia mendapat jawaban: “Bisyr sedang mengunjungi pesta minum anggur“. Maka pergilah ia ke rumah orang yang sedang berpesta itu, dan menyampaikan pesan dari mimpinya tersebut kepada Bisyr.

Mungkin hidayah Allah telah masuk ke hati Bisyr dengan berita dari mimpi itu. Kemudian Bisyr pun berkata kepada teman-teman minumnya, “Sahabat-sahabat, aku dipanggil, oleh karena itu aku harus meninggalkan tempat ini. Selamat tinggal! Kalian tidak akan pernah melihat diriku lagi dalam keadaan yang seperti ini!” 

Menurut Fariduddin Attar yang menuturkan kisah ini dalam Tadzkirotul Awliya, setelah peristiwa itu, tingkah laku Bisyr berubah sedemikian salehnya. Sedemikian asyiknya ia menghadap Allah bahkan mulai saat itu ia tak pernah lagi memakai alas kaki. Inilah sebabnya mengapa Bisyr juga dijuluki ‘si manusia berkaki telanjang’ (al-hâfî).

Pelajaran Penting

Allah memberikan hidayah/ pentunjuk kepada siapapun yang Dia kehendaki. Jika kita ingin menggapainya, maka lakukanlah kebaikan-kebaikan semampu kita, seperti Bisyr yang berbuat baik dengan memuliakan secari kertas bertuliskan nama Allah.

Apa yang dilakukan oleh Bisyr disebut dengan taubat yang artinya “kembali”, maksudnya adalah kembali kepada Allah, kembali ke jalan yang benar. 

Kita dapat bertaubat setiap hari, mengevaluasi diri kita, dosa-dosa dan kesalahan kita, dan memohon ampun kepada Allah. Nabi Saw. pun pernah bersabda:

تُوْبُوْا إِلَى اللهِ فَإِنِّيْ أَتُوْبُ إلَيْهِ كُلَّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ

 “Taubatlah kepada Allah, karena sungguh aku bertaubat kepada-Nya setiap hari seratus kali.” (HR. Bukhori dan Muslim dari Ibnu Umar)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Join Komunitas Kelas Digital MisterArie