Home » Kisah Kecintaan Terhadap Sesama Orang Beriman
Dikisahkan saat perang Yarmuk, ada sahabat bernama Abu Jahm bin Abu Hudzaifah. Saat perang telah selesai dan para sahabat sedang rehat, Abu Jahm mencari-cari saudara sepupunya. Ia khawatir, jangan-jangan saudaranya terbunuh di medan perang atau terluka parah.
Abu Jahm pun membawa ceret berisi air untuk diberikan kepada saudaranya. Kebetulan cuaca sedang sangat terik. Setelah ia mencari di antara para tentara yang gugur, ia mendengar rintihan suara. Curiga itu suara saudaranya, ia pun menghampiri. Benar saja, itu adalah orang yang ia cari.
Ketika Abu Jahm hendak memberi minum sahabatnya yang dalam kondisi terluka parah, terdengar suara rintihan dari jarak kurang lebih seratus meter. Saudara Abu Jahm pun berisyarat agar Abu Jahm menemui sumber suara, padahal saudaranya itu sangat membutuhkan air.
Karena ini perintah, Abu Jahm pun menuruti saudaranya. Abu Jahm menemui orang yang merintih tadi. Ternyata dia adalah Hisyam bin ‘Ash, saudara dari Amr bin ‘Ash. Kondisinya terluka parah dan kehausan. Ketika hendak diberi minum, tiba-tiba terdengar lagi suara rintihan sekitar jarak seratus meter.
Hisyam bin ‘Ash memberi isyarat agar Abu Jahm menemui sumber suara dan menolongnya. Abu Jahm pun menemui sosok di sumber suara itu. Begitu sampai di sana, Abu Jahm mendapatinya sudah meninggal.
Kembalilah Abu Jahm ke tempat Hisyam. Tapi begitu sampai, Hisyam sudah meninggal dunia. Lalu kembalilah Abu Jahm menemui saudara sepupunya. Seperti yang sudah diduga, begitu sampai, saudara juga sudah meninggal.
Tiga-tiganya meninggal, tanpa sempat satu pun meminum air.
Dapatkah kita melihat betapa besar kecintaan orang-orang beriman tersebut terhadap sesama saudaranya? Inilah sejarah nyata dari hadits nabi yang mengatakan, “Tidaklah beriman seorang dari kalian hingga ia mencintai saudaranya, seperti apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Lihat: Hadits Arba’in
@ 2023 MisterArie. All right reserved.