Mengenal Tarikh Islam

Sejarah Abad pertengahan

Tarikh Islam

“Tarikh Islam” adalah suatu disiplin ilmu sejarah dalam kurikulum pendidikan Islam Islam. Secara bahasa, kata “Tarikh” berarti “menentukan waktu” sehingga istilah “Tarikh Islam” dapat dipahami sebagai penulisan peristiwa-peristiwa masyarakat Islam yang disusun secara kronologis (berurutan secara waktu).

Ilmu ini merupakan salah satu disiplin ilmu dalam kurikulum pendidikan Islam. Jika disiplin ilmu lain, seperti akidah (apa yang harus diyakini), fiqih (bagaimana seharusnya beribadah), dan akhlak (bagaimana semestinya bersikap), mengajarkan norma, “apa yang harus diyakini dan dilakukan”, maka Tarikh Islam memberitahukan kita realita bagaimana norma-norma tersebut dilakukan oleh umat-umat terdahulu.

Dengan demikian, sepintas, Tarikh Islam mirip dengan disiplin ilmu sejarah atau history dalam kurikulum pendidikan modern. Tetapi, apakah benar demikian? 

Perbedaan Tarikh Islam dengan Ilmu Sejarah

Pada kenyataannya, catatan sejarah Islam atau kisah-kisah Al-Qur’an, hingga saat ini tidak mendapatkan tempat di dalam historiografi sejarah dunia. Cobalah kita mengambil secara acak satu buku sejarah dunia, seperti karangan Arnold Toynbee (A Study of History) atau HG. Wells (A Short History of The World). Dalam kedua karya mereka tidak terdapat satu pun kisah tentang Kaum ‘Ad ataupun Kaum Tsamud. Mereka menulis sedikit tentang Islam dan Arab, padahal, dalam garis waktu sejarah dunia, ada kevakuman politik Barat selama delapan ratus tahun (sejak abad ke-7 hingga abad ke-14), dan dalam kevakuman politik tersebut, bendera politik kerajaan-kerajaan Arab Islam berkibar sangat megah dari Atlantik sampai India. 

Penyebab dari masalah tersebut terletak pada karakter disiplin ilmu sejarah sendiri. Sebagai cabang dari ilmu sosial, penelitian ilmu sejarah dilakukan dengan pendekatan ilmiah dan persyaratan utama untuk memenuhi kriteria ilmiah adalah empirisme. Jika suatu peristiwa sejarah tidak memiliki bukti catatan empiris, maka peristiwa tersebut otomatis akan ditolak sebagai sejarah.