Pada suatu hari, ada seekor kambing yang berjalan-jalan di hutan. Ketika ia berjalan-jalan, tiba-tiba ia bertemu dengan seekor singa yang sedang lapar. Melihat kambing di hadapannya, sang raja hutan itu pun langsung berniat untuk menerkam dan memakannya.

Namun, kambing tersebut berusaha untuk tenang. Ia tidak panik. Bukannya lari atau bersembunyi, kambing itu memberanikan diri untuk menghadapi singa dengan berkata,

“Tuan raja yang baik hati, tolong, jangan makan saya! Saya belum sempat melakukan banyak hal dalam hidup ini!”

Singa itu terkejut dengan keberanian dan keteguhan hati si kambing di hadapannya sehingga akhirnya ia pun menunda niatnya untuk memangsa kambing tersebut. 

Maka, raja hutan yang gagah perkasa itu pun berkata kepada mangsanya,

“Baiklah, aku akan memberimu kesempatan. Jika kamu bisa memberikan untukku tiga alasan mengapa aku tidak boleh memangsa kamu, maka aku akan membiarkanmu pergi.”

Maka, tanpa ragu, kambing itu mulai memberikan alasan-alasan yang masuk akal kepada singa.

“Pertama, lihatlah badanku! Aku sangat kurus sehingga nanti Aku tidak akan memberikanmu banyak daging. Kedua, Aku masih sangat muda dan belum sempat mencicipi nikmatnya hidup ini. Dan yang terakhir, aku berjanji untuk tidak pernah mengganggumu lagi.”

Mendengar jawaban cerdik si kambing, singa ini pun terkesan. Sejujurnya, ia dapat menerima alasan-alasan kambing yang masuk akal itu. Maka, akhirnya ia pun memutuskan untuk membiarkannya pergi. 

Kemudian, kambing itu pun melarikan diri dengan selamat, merasa bersyukur karena telah diberi kesempatan kedua dan merasa bangga dengan keberaniannya dalam menghadapi singa.

Moral dari cerita ini adalah bahwa ketekunan, keberanian, dan tekad dapat membantu kita menghadapi tantangan dalam hidup dan memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan kita. Dengan berani menghadapi masalah dan mencari solusi yang tepat, kita dapat mengatasi rintangan dan mencapai tujuan yang kita inginkan.