Home » Statistik Pemeluk Agama-Agama di Dunia
Berikut adalah statistik perkiraan jumlah pemeluk agama di seluruh dunia, menurut data yang diambil dari Pew Research Center dan The World Factbook:
Agama Kristen adalah agama yang berpusat pada keyakinan akan Yesus Kristus sebagai Putra Allah dan Juru selamat dunia. Penganut Kristen percaya bahwa Yesus Kristus dilahirkan dari seorang perawan, mengajar ajaran moral yang mendorong ketaatan kepada Allah, melakukan mujizat dan menderita, mati dan bangkit kembali sebagai korban penghapus dosa manusia.
Selain itu, penganut Kristen juga menganggap Alkitab sebagai kitab suci yang mengandung ajaran tentang bagaimana hidup yang baik dan benar harus dilakukan.
Ada berbagai denominasi Kristen yang berbeda, termasuk Katolik, Ortodoks, dan Protestan, yang masing-masing memiliki pandangan dan praktik yang berbeda terkait dengan keyakinan Kristen. Namun, seluruh denominasi Kristen di seluruh dunia memandang Yesus Kristus sebagai pusat dari keyakinan mereka dan menjadikan cinta, pengampunan, dan ketaatan kepada Allah sebagai prinsip-prinsip penting dalam hidup mereka.
Agama Islam adalah agama monotheistik yang didasarkan pada keyakinan akan satu Allah yang diwahyukan melalui Nabi Muhammad. Penganut Islam, yang disebut Muslim, mengimani bahwa Al Quran adalah kitab suci Allah yang mengandung ajaran moral dan petunjuk bagi umat manusia. Lima pilar Islam meliputi syahadat (kesaksian keimanan), sholat (sembahyang), zakat (sumbangan keagamaan), puasa Ramadan, dan haji (ziarah ke Mekkah). Penganut Islam juga memandang keadilan, kemurahan hati, kesederhanaan, dan solidaritas sebagai prinsip-prinsip penting dalam hidup mereka. Islam juga menekankan pentingnya hidup dalam kedamaian dan toleransi, serta menjunjung tinggi kehidupan keluarga dan sosial yang seimbang. Meskipun ada variasi dalam praktik dan keyakinan, umat Muslim di seluruh dunia memandang bahwa Islam adalah agama yang membawa kedamaian dan kebahagiaan bagi semua umat manusia.
“Tanpa Agama” atau “Nones” adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan individu atau kelompok yang tidak mengidentifikasi diri mereka dengan agama tertentu atau memiliki keyakinan agnostik atau ateis. Mereka dapat mencari spiritualitas atau praktek meditasi tanpa keterikatan pada agama tertentu. Beberapa “Nones” memiliki keyakinan moral dan etis yang kuat, sementara yang lain cenderung mengambil pendekatan skeptis terhadap hal-hal spiritual atau religius. Fenomena “Tanpa Agama” telah meningkat di banyak negara di seluruh dunia, terutama di negara-negara maju, yang dipengaruhi oleh kemajuan sains dan teknologi, serta perkembangan pemikiran yang lebih liberal. Hal ini juga terkait dengan munculnya gerakan spiritualitas baru yang mempromosikan keterbukaan dan inklusivitas terhadap beragam kepercayaan dan praktik.
Agama Hindu adalah agama yang bersifat polytheistik dan melibatkan pemujaan kepada banyak dewa dan dewi, dengan Brahman (hakekat Yang Maha Esa) sebagai sumber segala keberadaan. Penganut Hindu percaya bahwa kehidupan manusia melewati serangkaian reinkarnasi dan karma yang berhubungan dengan tindakan moral dalam kehidupan sebelumnya. Tujuan akhir keberadaan manusia adalah mencapai pembebasan dari siklus kelahiran, kematian, dan reinkarnasi (moksha) melalui ketaatan kepada Dharma (kebenaran dan kewajiban), Artha (kekayaan dan materi), Kama (keinginan), dan Moksha (pembebasan). Ajaran Hindu juga mengandung filsafat dan praktik spiritual seperti yoga, meditasi, dan puja (persembahan atau pemujaan), serta adat dan tradisi yang beragam tergantung pada masing-masing wilayah di India dan di seluruh dunia.
Agama Buddha, juga dikenal sebagai Buddhisme, didirikan oleh Siddhartha Gautama di India sekitar abad ke-5 SM. Buddhisme mengajarkan ajaran tentang jalan menuju pembebasan dari penderitaan dan mencapai pencerahan melalui pemahaman tentang Empat Kebenaran Mulia dan Jalan Tengah. Buddhisme juga mengajarkan konsep reinkarnasi dan karma, serta menghargai kebijaksanaan, belas kasihan, toleransi, dan kesederhanaan dalam hidup. Praktik utama dalam Buddhisme termasuk meditasi, pengamatan diri, dan kepatuhan terhadap Sila (prinsip-prinsip moral). Terdapat berbagai denominasi Buddhisme yang berbeda, seperti Theravada, Mahayana, dan Vajrayana, dengan keyakinan, praktik, dan filosofi yang berbeda pula. Namun, semua penganut Buddhisme berusaha untuk mencapai kedamaian, kesejahteraan, dan kesadaran spiritual melalui prinsip-prinsip ajaran Buddha.
Agama tradisional, juga dikenal sebagai agama tribal atau animis, adalah jenis agama yang berakar pada tradisi-tradisi dan kepercayaan-kepercayaan dari suku-suku bangsa dan budaya-budaya kuno sebelum kedatangan agama-agama besar seperti Islam, Kristen, dan Hindu. Agama tradisional seringkali berhubungan dengan pemujaan kepada roh nenek moyang, dewa-dewi alam, dan kekuatan alam lainnya. Praktik-praktik dalam agama tradisional meliputi ritual, persembahan, dan pemujaan, serta memegang prinsip-prinsip moral dan etika untuk menjaga keseimbangan alam dan kehidupan sosial. Meskipun banyak agama tradisional telah berkurang jumlah penganutnya akibat pengaruh agama-agama besar, namun sebagian besar masih terus bertahan di banyak wilayah di seluruh dunia dan menjadi bagian integral dari budaya dan identitas masyarakat lokal.
Agama Konghuchu, juga dikenal sebagai Konfusianisme, adalah sebuah ajaran filosofis dan moral yang berasal dari China yang didasarkan pada pemikiran K’ung Fu Tzu atau Konfusius. Ajaran Konghuchu berfokus pada penekanan moralitas, etika, kebijaksanaan, serta tata krama dan aturan sosial yang baik. Penganut Konghuchu percaya pada konsep kemanusiaan yang universal dan keharmonisan dalam hubungan manusia, serta pentingnya pendidikan dan pengembangan diri. Ajaran Konghuchu juga mengandung prinsip-prinsip keagamaan dan kepercayaan terhadap roh-roh leluhur, namun sebagian besar pengikutnya melihat ajaran tersebut lebih sebagai suatu filosofi hidup daripada agama formal. Meskipun sebagian besar pengikut Konghuchu berasal dari China, ajaran Konghuchu telah menyebar ke seluruh dunia dan menjadi pengaruh penting dalam masyarakat dan budaya China serta Asia Timur pada umumnya.
Agama Sikh, atau Sikhisme, adalah agama monoteistik yang didirikan di Punjab, India pada abad ke-15 oleh Guru Nanak Dev Ji. Agama Sikh mengajarkan keyakinan pada satu Tuhan yang abadi dan tanpa bentuk atau atribut fisik tertentu, serta menghargai kesetaraan semua manusia, tanpa memandang kelas sosial, jenis kelamin, atau agama. Ajaran Sikhisme juga menekankan pentingnya kehidupan spiritual dan mempromosikan perbuatan baik, pelayanan terhadap sesama, dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip moral seperti kejujuran dan kerja keras. Sikhisme memiliki ajaran dan praktik unik, seperti kewajiban untuk memakai jubah khas (baju Kurta dan celana panjang yang dililitkan) serta kepala terbungkus dengan turbans atau kesamping, serta praktik meditasi dan membaca kitab suci Sikh, Sri Guru Granth Sahib, yang dianggap sebagai manifestasi dari Roh Tuhan. Meskipun jumlah pengikut Sikh di seluruh dunia relatif kecil dibandingkan dengan agama-agama lain, ajaran dan praktik Sikhisme terus menyebar ke seluruh dunia, dengan sekitar 25 juta pengikut di seluruh dunia.
Agama Yahudi adalah agama monoteistik tertua yang memiliki akar sejarah di wilayah Timur Tengah. Agama ini berdasarkan pada Kitab Suci Ibrani yang disebut sebagai Tanakh, yang terdiri dari Taurat (Pentateukh), Kitab Nabi-nabi (Nevi’im), dan Kitab-ketika (Ketuvim). Penganut Yahudi mempercayai adanya satu Tuhan yang abadi dan tidak berwujud, serta menghargai kesucian kehidupan dan keberadaan Yahudi. Ajaran Yahudi juga menekankan pentingnya kepatuhan terhadap hukum Taurat, pelayanan terhadap sesama, dan mencari pengetahuan yang mendalam. Penganut Yahudi juga memegang keyakinan tentang kedatangan Mesias atau Yahudi, yang akan datang untuk menyelamatkan umat manusia dan mengakhiri dunia ini. Meskipun sejarah Yahudi sering diwarnai dengan konflik dan penindasan, agama ini tetap bertahan selama ribuan tahun dan menjadi salah satu agama besar di dunia, dengan sekitar 14 juta pengikut di seluruh dunia.
Agama Baha’i adalah agama monoteistik yang didirikan pada pertengahan abad ke-19 di Iran oleh Baha’u’llah, seorang guru spiritual dan pemimpin agama. Ajaran Baha’i menekankan persatuan umat manusia dan keyakinan bahwa semua agama berasal dari sumber yang sama dan memiliki pesan yang sama dalam mengajarkan kebaikan, keadilan, dan cinta kasih. Ajaran Baha’i juga menekankan pentingnya kebebasan beragama, kesetaraan antara pria dan wanita, penghapusan prasangka dan diskriminasi, serta pentingnya menciptakan masyarakat yang adil dan damai. Kitab suci Baha’i yang disebut sebagai Kitab Suci Utama terdiri dari karya-karya Baha’u’llah dan pengikutnya, termasuk di antaranya Kitab Aqdas, Kitab Iqan, dan Kitab Suci Terjemahan yang lebih kecil. Meskipun jumlah pengikut Baha’i di seluruh dunia relatif kecil dibandingkan dengan agama-agama lain, ajaran Baha’i terus menyebar ke seluruh dunia dan menjadi pengaruh penting dalam gerakan kemanusiaan dan perdamaian global.
Agama Jain adalah agama kuno yang berasal dari India dan didirikan pada abad ke-6 SM oleh seorang guru spiritual bernama Mahavira. Ajaran Jain menekankan pentingnya ahimsa, atau tidak membahayakan makhluk hidup, dan kesadaran akan keberadaan jiwa di semua bentuk kehidupan. Penganut Jain mempraktikkan vegetarianisme, menjalani kehidupan yang sederhana, serta menghargai kesetaraan di antara semua manusia tanpa memandang latar belakang atau status sosial. Ajaran Jain juga menekankan pentingnya meditasi, kebenaran, dan pengendalian diri untuk mencapai kesempurnaan spiritual. Kitab suci Jain disebut sebagai Agama Jain atau Agama Jaina, yang terdiri dari dua bagian yaitu Agama Shvetambara dan Agama Digambara. Meskipun jumlah pengikut Jain di seluruh dunia relatif kecil, agama ini telah mempengaruhi budaya dan sejarah India selama ribuan tahun, serta menjadi salah satu agama tertua dan terhormat di dunia.
Agama Shinto adalah agama asli Jepang yang memiliki sejarah yang sangat panjang dan kaya. Ajaran Shinto tidak memiliki kitab suci tertulis, namun terdiri dari serangkaian mitos, ritual, dan tradisi yang berasal dari kepercayaan kuno orang Jepang. Ajaran Shinto menekankan kesadaran akan keberadaan roh atau dewa-dewa yang disebut kami yang terdapat dalam alam semesta, dan memberikan penghormatan dan persembahan kepada mereka. Pada saat ini, agama Shinto juga melibatkan banyak praktik dan ritual yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, seperti perayaan kematian, kelahiran, dan pernikahan. Meskipun agama Shinto adalah agama resmi Jepang, namun banyak orang Jepang menggabungkan praktik Shinto dengan agama-agama lain seperti Buddhisme dan Kristen. Dalam keseluruhannya, agama Shinto adalah bagian penting dari budaya Jepang yang telah mempengaruhi seni, filosofi, dan kehidupan sehari-hari orang Jepang selama ribuan tahun.
Zoroastrianisme adalah agama yang pertama kali muncul di Iran pada abad ke-6 SM oleh seorang pemimpin agama yang dikenal sebagai Zoroaster. Ajaran Zoroastrianisme menekankan kepercayaan pada satu Tuhan yang baik dan benar, Ahura Mazda, yang bertarung dengan kejahatan dan kegelapan yang diperwakili oleh Angra Mainyu. Konsep dualisme ini menjadikan kebebasan manusia untuk memilih antara kebaikan dan kejahatan sangat penting dalam ajaran Zoroastrianisme. Kitab suci Zoroastrianisme adalah Avesta, yang terdiri dari serangkaian doa dan nyanyian. Praktik dan ritual Zoroastrianisme meliputi upacara persembahan api suci, pembakaran mayat di atas menara keheningan, dan penghormatan kepada dewa-dewa dan arwah nenek moyang. Saat ini, Zoroastrianisme menjadi agama minoritas yang kurang dikenal di seluruh dunia, terutama di India dan Iran. Namun, ajaran dan praktik Zoroastrianisme terus mempengaruhi budaya dan tradisi di Asia Tengah dan Timur Tengah.
Taoisme adalah sebuah agama dan filsafat yang berasal dari China dan didasarkan pada ajaran Lao Tzu yang tertulis dalam buku Tao Te Ching. Ajaran Taoisme menekankan pentingnya harmoni dan kesederhanaan dalam hidup serta menolak pertentangan dan kekerasan. Penganut Taoisme percaya pada konsep Tao, atau jalan alam semesta yang tidak dapat dijelaskan dan didefinisikan. Konsep Wu Wei, atau tindakan spontan dan alami, juga penting dalam ajaran Taoisme. Praktik Taoisme meliputi meditasi, olahraga seperti tai chi dan qigong, serta pengobatan tradisional Cina. Selain itu, agama ini juga memiliki beragam mitos dan legenda seperti kisah Dewa-dewa Tao dan dunia spiritual yang terdiri dari alam dewa, alam roh, dan alam manusia. Taoisme terus mempengaruhi budaya dan tradisi di Asia Timur, dan sekarang dianut oleh sejumlah kecil orang di seluruh dunia.
Perlu dicatat bahwa angka-angka ini didasarkan pada perkiraan dan sumber yang berbeda dapat memberikan angka yang sedikit berbeda. Selain itu, beberapa orang mungkin mengidentifikasi sebagai anggota lebih dari satu agama, atau tidak mengidentifikasi diri mereka dengan agama tertentu.5
@ 2022 MisterArie. All right reserved.